 |
| Situs megalithiukum di Gunung Padang, Jabar. (int) |
Temanggung, ON: Sekitar 14.000 peninggalan budaya yang tersebar di seluruh Indonesia, rawan dicuri karena hingga kini belum tercatat sebagai situs.
Fakta tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Windu Nuryanti, di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Ia menyebut, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 20.000 situs peninggalan budaya. Namun dari jumlah itu baru sekitar 6.000 yang sudah dicatat. Bentuk situsnya antara lain berupa candi, monumen, dan bangunan tua.
"Pencatatan itu sangat perlu agar tehindar dari pencurian. Mudah-mudahan 2-3 tahun mendatang yang belum tercatat sudah terselesaikan, sudah punya sertifikat dan kode," kata Windu, seperti dikutip Micom.
Dioakui, akibat banyaknya peninggalan budaya yang belum tercatat, hingga kini pihaknya telah menerima banyak laporan terkjait kehilangan situs. Terbanyak di Indonesia bagian timur dan di daerah-daerah terpencil.
Diakui, kendala Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjaga dan mengamankan situs-situs itu banyak. Di antaranya masalah dana dimana per tahun, kementerian hanya memiliki dana sekitar Rp100 miliar.
"Tapi kami harapkan pada 2014 semua situs yang belum tercatat, sudah tercatat semua," imbuhnya.
Fakta tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Windu Nuryanti, di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Ia menyebut, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 20.000 situs peninggalan budaya. Namun dari jumlah itu baru sekitar 6.000 yang sudah dicatat. Bentuk situsnya antara lain berupa candi, monumen, dan bangunan tua.
"Pencatatan itu sangat perlu agar tehindar dari pencurian. Mudah-mudahan 2-3 tahun mendatang yang belum tercatat sudah terselesaikan, sudah punya sertifikat dan kode," kata Windu, seperti dikutip Micom.
Dioakui, akibat banyaknya peninggalan budaya yang belum tercatat, hingga kini pihaknya telah menerima banyak laporan terkjait kehilangan situs. Terbanyak di Indonesia bagian timur dan di daerah-daerah terpencil.
Diakui, kendala Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjaga dan mengamankan situs-situs itu banyak. Di antaranya masalah dana dimana per tahun, kementerian hanya memiliki dana sekitar Rp100 miliar.
"Tapi kami harapkan pada 2014 semua situs yang belum tercatat, sudah tercatat semua," imbuhnya.
