Rajin Bermesraan di Usia Senja Tingkatkan Fungsi Otak

USIA senja bukan berarti kemesraan hilang. Justru di saat-saat itulah keharmonisan rumah tangga akan diuji. Dukungan dan kasih sayang dari orang terdekat khususnya pasangan sangat dibutuhkan.

Seperti yang dilansir dari Foxnews, mengungkapkan sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Belanda. Penelitian tersebut menyatakan, rajin bermesraan pada usia senja akan meningkatkan fungsi otak. Penelitian tersebut mengamati perkembangan kehidupan 5eksual dari 1.747 pasangan wanita dan pria, yang berusia di atas 70 tahun.

Hasil penelitian juga menunjukkan, aktivitas 5eksual yang dilakukan oleh lansia dapat meningkatkan fungsi otak, seperti meningkatkan kemampuan mengingat, kemampuan untuk berpikir secara cepat, imajinasi yang tinggi, dan peningkatan kognitif lain.

Dalam penelitian ini, peserta diminta menjawab pertanyaan seputar pentingnya hubungan 5eksual menurut mereka, bagaimana kehidupan 5eks pribadi mereka, serta bagaimana keintiman dengan pasangannya.

Hasilnya, sebanyak 42 persen menjawab bahwa 5eks tetap penting, 41 persen mengatakan 5eks tidak penting, sedangkan 28 persen sisanya menganggap 5eks pernah menjadi bagian penting, namun sudah tak penting lagi, saat ini.

Pentingnya Imunisasi Untuk Orang Dewasa

IMUNISASI atau vaksinasi tidak hanya penting untuk anak-anak. Orang dewasa juga perlu untuk diberi vaksinasi untuk mencegah infeksi menular, terlebih karena kekebalan orang dewasa mulai menurun seiring penuaan.

"Antibodi tubuh akan menurun seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, mulai remaja usia 19 tahun dan orang dewasa membutuhkan vaksin," ujar Dr dr Iris Rengganis, SpPD, KAI, FINASIM, dari Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) di Jakarta.

Penyakit seperti hepatitis, herpes zoster, kanker ovarium, kutil kelamin, meningitis yang mengancam banyak orang di dunia bisa dicegah dengan vaksinasi. Meskipun di Indonesia sifatnya masih berupa pilihan dan sporadis, vaksinasi untuk orangtua dapat meningkatkan kualitas dan harapan hidup seseorang.

"Vaksin adalah cara pencegahan penyakit yang efektif, membuat kita tetap sehat, umur lebih panjang. American Society of Internal Medicine di Atlanta mengungkapkan, imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian sepuluh kali lipat dibanding pada anak," kata dokter dari Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI tersebut.

Namun, ia menyayangkan bagaimana vaksinasi dewasa masih sangat kurang diperhatikan. Beberapa hambatan yang masih ditemukan adalah keraguan masyarakat tentang keamanan vaksinasi, ganti rugi yang tidak memadai (karena harga sejumlah vaksin yang terbilang mahal), dan pemahaman tentang vaksin itu sendiri.

Fakta Mengerikan Kenapa Bayi Dalam Gendongan Pengemis Selalu Tidur

Setiap orang yang memiliki nurani tentu akan iba melihatnya. Seorang pengemis wanita paruh baya dengan bayi yang tidur terlelap di gendongan. Pakaian mereka yang dekil dan wajah yang kusam menimbulkan rasa kasihan. Banyak orang yang akhirnya mengulurkan tangan dengan memberikan uang kepada mereka.

Meski suasana hingar bingar, mesin kendaraan menderu, suara klakson bersahutan, namun bayi itu tetap tenang di alam tidurnya. Bagi yang berpikir kritis tentu akan bertanya-tanya bagaimana seorang bayi bisa tidak terganggu dengan suasana yang berisik dan hiruk pikuk.

Wanita yang menggendongnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Terkadang dia berlari mengejar bus kota. Tapi bayi itu tetap saja terlelap.

Inilah fakta yang akhirnya membuat kita miris mendengarnya. Ternyata bayi-bayi yang dibawa pengemis itu sudah dijejali dengan obat tidur, bahkan dengan dosis yang tinggi. Tujuannya tidak lain adalah agar si pengemis bisa melakukan pekerjaannya tanpa diganggu oleh rengekan rewel bayi yang digendongnya.

"Dinas Sosial sudah sering menjaring mereka. Bayi-bayi tersebut diberi obat tidur agar tetap tenang selama mereka mengemis. Ini adalah satu bentuk eksploitasi anak yang harus ditindak tegas," tandas Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Prayitno, Rabu (4/3).

Parahnya lagi, dosis obat bius yang digunakan sembarangan. Yang penting bayi terlelap. Hal ini bisa sangat membahayakan bayi atau balita yang dibius.

Fenomena memilukan ini bukan hanya terjadi di Ibu Kota. Di kota-kota besar lainnya seperti Medan, Lampung, dan Jawa, pun banyak pengemis yang menggunakan modus serupa.

Meski dinas sosial sudah sering melakukan razia PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), namun pengemis-pengemis yang membawa bayi masih banyak yang berkeliaran.

Chaidir, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta, melaporkan dalam dua bulan terakhir saja sudah menjaring lebih dari seribu PMKS, yang terdiri dari gelandangan, pengamen, joki 3 in 1, dan pengemis.

Bahkan menurut Chaidir para PMKS seperti pengemis operasinya sudah bukan hanya di sekitar trafic light, pasar, dan bus kota saja. Pengemis juga sudah mulai merambah ke komunitas-komunitas dan area pemukiman warga. Maka tak perlu heran jika di sekitar rumah warga akan terlihat seorang wanita menggendong anak sambil menadahkan tangan meminta-minta.

"Kami sudah melihat kecenderungan operasi mereka ke sana. Makanya kami mengajak instansi-instansi terkait yang berwenang di sana, untuk ikut melakukan penangan PMKS jalanan. Karena mereka melanggar Perda 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Ini demi kepentingan kita semua," jelas Chaidir.

Jika tahu bayi diperlakukan seperti ini? Apakah anda masih kasihan pada pengemis?

Kenali Penyakit Parkinson dan Tanda-Tandanya

Apakah tangan anda sering gemetar secara tiba-tiba? Atau pernahkah anda mengalami kesulitan saat berjalan padahal tidak keseleo? Apabila ya, maka hal itu bisa jadi pertanda anda terkena penyakit parkinson.

Selayang Pandang Tentang Parkinson

penyakit parkinsonParkinson merupakan penyakit degenerasi saraf progresif. Parkinson sering ditandai oleh gejala tremor atau kita kenal dengan gemetar walaupun gejalanya belum terlalu jelas pada awal penyakit itu datang.

dr. Diatri Nari Lastri, Sp.S (K), Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia), turut memberikan informasi mengenai penyakit Parkinson pada Peringatan Hari Parkinson Sedunia 2013.

Ia mengatakan bahwa gejalanya belum terlalu jelas diawal-awal penyakit, hilang-timbul dan tidak khas. Gejala yang paling sering ditemukan adalah adanya tremor atau gemetaran. Apabila berjalan, biasanya tangan akan bergerak. Namun kalau si penderita Parkinson terkena di bagian sisi kanan, tangan kanannya tidak bergerak alias diam saja. Walaupun begitu, dari 25 persen jumlah pasien Parkinson, gejala yang hampir sering timbul adalah tremor.

dr. Diatri juga menambahkan ada gejala lainnya yang bisa terlihat saat menulis. Saat menulis, tulisan penderita parkinson biasanya lama-lama akan semakin mengecil sampai tidak terbaca. Dan jika terjadi di usia produktif, maka akan mengganggu pekerjaannya. Selain itu, gejala lain Parkinson bisa dilihat dari ekspresi wajah, di mana ekspresinya cenderung kaku seperti topeng. Gangguan suara hingga menjadi kecil, serta adanya gangguan kordinasi di tangan juga termasuk gejala-gejala penyakit parkinson.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris