Orang Tua Jahat Ini Tidak Beri Makan Anaknya !


Orang tua sepatutnya memberikan perlindungan dan perawatan kepada anaknya. Namun bukan itu yang didapat oleh Daniel Pelka (4). Bocah ini justru meninggal akibat perbuatan orang tuanya, Magdelena Luczak dan Mariusz Krezolek. Mereka menerapkan hukuman untuk Daniel dengan tidak memberinya makan hingga akhirnya ia meninggal karena kelaparan.

Karena perbuatan kejinya tersebut, Magdelena dan Mariusz menghadapi hukuman seumur hidup. Dalam persidangan tersebut, diputarkan rekaman video yang menunjukkan saat Daniel dan ibunya meninggalkan Little Heath Primary School, Coventry, sekitar 36 jam sebelum ia meninggal. Juri memerlukan waktu kurang dari empat jam untuk secara bulat memvonis Magdelena dan Mariusz setelah percobaan sembilan minggu di Birmingham Crown Court.

Kondisi Daniel sangat menyedihkan. Sekitar 22 hari sebelum ia meninggal, seorang saksi menyatakan bahwa tubuh bocah ini sangat kurus. Saksi menyebut kondisi tubuh Daniel seperti 'kantong tulang'.

Magdelena dan Mariusz diketahui telah memberikan hukuman pada Daniel. Mereka tidak memberinya makan, menguncinya di sebuah ruangan terkunci, dan memaksanya hanya makan garam. Hukuman ini mereka terapkan sekitar 6 bulan sebelum akhirnya Daniel meninggal.

Pasangan suami istri yang sama-sama berasal dari Polandia ini juga memberi hukuman dengan memaksa Daniel melakukan latihan berat seperti lompat squats atau berlari. Saat itu, guru Daniel diberi tahu bahwa Daniel mengalami penurunan berat badan karena mengalami gangguan makan.

Salah seorang dokter yang ikut memeriksa kasus ini, Dr Supratik Chakraborthy, juga mengungkapkan bahwa Daniel mengalami patah tangan sekitar 14 bulan sebelum kematiannya. Saat itu Daniel sempat dibawa ke Coventry's University Hospital, kepada konsultan di rumah sakit Magdelena mengungkapkan bahwa anaknya mungkin patah tulang karena cedera saat bermain di ruang tamu.

Magdelena memberi keterangan pada mereka bahwa Daniel bermain lompat-lompatan dari sofa bersama dengan saudaranya dan mengeluh sakit keesokan harinya. Tetapi konsultan yang menemukan adanya enam memar dekat lengan Daniel yang patah tulang meragukan pernyataan Magdelena. Pada pertemuan selanjutnya, Magdelena menjadi sangat marah karena konsultan rumah sakit telah menghubungi layanan sosial.

Namun kasus tersebut ditutup karena Magdelena berhasil meyakinkan para guru dan profesional medis bahwa apa yang terjadi pada Daniel, termasuk penurunan berat badannya yang drastis, adalah karena kelainan genetik yang langka.

Guru Daniel, Lisa Godfrey, berani membuka mulut dan memberikan bukti baru pada pengadilan. Ia mengungkapkan bahwa beberapa minggu sebelum Daniel meninggal, ia melihat ada memar pada leher dan matanya. Ia juga mengatakan pernah melihat beberapa kali Daniel meminta makanan dari teman-temannya. Meskipun ia tertutup dan jarang berinteraksi dengan anak-anak lain, Daniel memiliki potensi untuk menjadi gemilang.

Godfrey kemudian mengungkapkan bahwa ia pernah menemui Magdelena dan mengungkapkan tentang kondisi Daniel. Namun respons Magdelena saat justru memandang Daniel dengan sinis. Saat Daniel pertama kali sekolah, Godfrey melihatnya selalu berpakaian rapi dan tampak terawat. Namun beberapa minggu sebelum kematiannya, Daniel tampak seperti sangat lusuh, matanya cekung, terlihat sedih, putus asa, dan kesepian.

Meskipun vonis sudah diberikan, polisi terus akan mencari tahu apa penyebab sebenarnya yang membuat pasangan suami istri ini begitu tega untuk melakukan hal ini kepada anaknya. Baik Magdelena maupun Mariusz, yang menghadapi hukuman seumur hidup, menunjukkan emosi yang jelas saat mereka dinyatakan bersalah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris

Arsip Artikel