Cuaca panas ternyata tak dapat dianggap remeh. Kondisi ini menurut para ahli dapat menimbulkan risiko dan ancaman bagi kesehatan. Ahli jantung terkemuka, Dr Chauncey Crandall, mengungkapkan bahwa cuaca panas dapat membunuh, terutama karena dapat mengakibatkan masalah pada jantung.
Menurut Asosiasi Jantung Amerika Serkat (AHA), puncak kematian pasien dengan serangan jantung tidak hanya terjadi musim dingin, namun juga di musim panas. Dr Crandall mengatakan bahwa temuan ini tidak terlalu mengejutkan, karena ia sering melihat kekambuhan pasien dengan masalah jantung yang dipicu oleh panas.
"Ketika tubuh terlalu panas, hipertermia dapat terjadi," katanya. Hipertemia adalah suatu kondisi di mana inti tubuh menjadi terlalu panas.
"Kondisi ini, ditambah dengan dehidrasi, mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit, dan sebagai hasilnya, seseorang dapat mengalami syok kardiogenik," katanya.
Pada saat ternjadinya syok kardiogenik, jantung tiba-tiba menjadi lemah dan tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh. "Ini dapat menyebabkan kegagalan multi-organ yang dapat memicu serangan jantung atau kematian jantung mendadak," kata Dr Crandall, yang menjabat sebagai Direktur Program tTansplantasi Jantung dari Palm Beach Cardiovascular Clinic, Florida.
Menurut Crandall, kelompok yang sangat rentan menderita serangan jantung akibat cuaca panas adalah orang-orang yang tidak terbiasa terhadap panas ekstrem, seperti negara-negara di bagian utara.
Kelompok usia tertentu, kata Crandall, juga memiliki risiko lebih tinggi. "Orang tua telah kehilangan kemampuan untuk mendinginkan suhu tubuh mereka. Kelenjar keringat mereka telah kering, sehingga kemampuan tubuh mereka untuk mempertahankan suhu inti tubuh sudah tidak bekerja dengan baik seperti ketika mereka masih muda," katanya.
Data dari Centers for Disease Control (CDC), AS menyebutkan, panas yang berlebihan menyebabkan kematian 8.015 orang antara tahun 1979 dan 2003. Penghitungan ini lebih tinggi daripada mereka yang kehilangan nyawa akibat dari angin topan, petir, banjir, dan gempa bumi.
Menurut Dr Crandall, salah satu bahaya terbesar dari suhu panas adalah dehidrasi. Kurangnya cairan tubuh dapat mengakibatkan ketidakteraturan detak jantung yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai fibrilasi atrium.
Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa cuaca panas meningkatkan risiko serangan jantung. Crandall memperingatkan pasien jantung agar berhati-hati dan mencari tempat yang dingin saat cuaca panas terjadi. Bahaya lainnya, lanjut Crandall adalah bahwa panas yang ekstrim menyebabkan pembuluh darah melebar. Kondisi ini dapat sangat membahayakan bagi orang yang sedang menggunakan obat umum seperti obat tekanan darah.
"Mereka bisa pingsan. Kita melihat kejadian ini sepanjang waktu," kata Crandall.