Penyakit itu bisa datang kapan saja bisa tiba tiba dan juga bisa
datangnya secara diam diam nah yang bahaya nih jika diam diam kita tidak
tahu jika diri kita sebnarnya sudah sakit namun karena diam diam tadi
kita tidak merasakan sakit dan jika sudah parah baru tuh penyakit mulai
merasakn akibat dan efek buruknya. Nah berikut ini ada beberapa penyakit
yang menyerang secara diam diam simak 7 Penyakit Yang Menyerang Diam
Diam berikut ini.
1. Defisiensi atau kekurangan vitamin D
Kurangnya kebutuhan vitamin D tidak menimbulkan gejala tertentu dan seringkali kurang begitu diperhatikan oleh abnyak orang. Padahal kekurangan vitamin D berkontribusi dalam meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, beberapa jenis kanker dan juga penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis.
Kurangnya kebutuhan vitamin D tidak menimbulkan gejala tertentu dan seringkali kurang begitu diperhatikan oleh abnyak orang. Padahal kekurangan vitamin D berkontribusi dalam meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, beberapa jenis kanker dan juga penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis.
Vitamin D juga membantu tubuh dalam
menyerap kalsium, sehingga kurang D dapat berakibat buruk bagi tulang.
Periksakan ke dokter untuk mengetahui apakah tubuh telah cukup vitamin
D, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengambil suplemen vitamin D
jika Anda kekurangan.
2. Osteoporosis
Penyakit melemahnya tulang ini sering disebut dengan silent disease atau penyakit tanpa gejala. Seiring bertambahnya usia, seseorang akan semakin kehilangan massa otot, apalagi jika tidak diimbangi oleh asupan vitamin D dan nutrisi yang cukup seperti kalsium.
Penyakit melemahnya tulang ini sering disebut dengan silent disease atau penyakit tanpa gejala. Seiring bertambahnya usia, seseorang akan semakin kehilangan massa otot, apalagi jika tidak diimbangi oleh asupan vitamin D dan nutrisi yang cukup seperti kalsium.
Osteoporosis
tidak ditandai rasa sakit atau ketidaknyamanan pada tulang dan biasanya
diketahui jika tulang telah rapuh dan mudah patah oleh gerakan yang
sedikit ekstrim. Cegah dengan perbanyak asupan kalsium dari susu,
yoghurt atau keju, atau Anda juga dapat mengambil suplemen kalsium yang
disarankan oleh dokter.
3. Hipotiroidisme
Kelenjar tiroid dapat menghasilkan hormon thyroid-stimulating hormone (TSH) yang membantu mengatur metabolisme tubuh. Jika kelenjar tiroid tidak aktif dalam memproduksi hormon, seseorang akan mengalami hipotiroidisme.
Kelenjar tiroid dapat menghasilkan hormon thyroid-stimulating hormone (TSH) yang membantu mengatur metabolisme tubuh. Jika kelenjar tiroid tidak aktif dalam memproduksi hormon, seseorang akan mengalami hipotiroidisme.
Rendahnya hormon tiroid juga dapat menyebabkan
penambahan berat badan, penyakit jantung, kolesterol, infertilitas,
depresi, kerusakan saraf, dan cacat lahir. Hipotiroidisme memiliki
gejala tetapi tidak spesifik sehingga tidak banyak orang yang menyadari
kondisi ini seperti kelelahan dan tidak tahan dingin.
Jika Anda
memiliki riwayat keluarga dengan masalah tiroid, atau gejala terkait,
mintalah dokter untuk memeriksa kadar TSH Anda melalui tes darah.
Pemeriksaan rutin harus dimulai pada usia 35 tahun setiap lima tahun
sekali.
4. Diabetes tipe-2
Jika tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang cukup untuk memecah glukosa, kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan diabetes tipe-2.
Penyakit ini muncul secara bertahap, biasanya diawali oleh produksi insulin di pankreas yang melambat. Penyakit ini dapat merusak mata, jantung, ginjal, dan ujung saraf.
Jika tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang cukup untuk memecah glukosa, kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan diabetes tipe-2.
Penyakit ini muncul secara bertahap, biasanya diawali oleh produksi insulin di pankreas yang melambat. Penyakit ini dapat merusak mata, jantung, ginjal, dan ujung saraf.
Diabetes mungkin telah Anda miliki dalam
waktu yang sangat lama tanpa Anda ketahui. Jika Anda memiliki faktor
risiko diabetes seperti kelebihan berat badan atau riwayat keluarga,
periksakan kadar gula dalam darah Anda setiap beberapa bulan sekali
secara teratur.
5. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dan kelebihan berat badan. Kondisi ini terjadi jika darah terlalu banyak menekan dan mendorong dinding arteri. Hipertensi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi termasuk serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dan kelebihan berat badan. Kondisi ini terjadi jika darah terlalu banyak menekan dan mendorong dinding arteri. Hipertensi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi termasuk serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal.
Seseorang dapat mengalami hipertensi tanpa
gejala selama bertahun-tahun sebelum diagnosis. Sehingga pemeriksaan
fisik tahunan sangat diperlukan meski Anda sedang dalam keadaan sehat,
tujuannya untuk memastikan tekanan darah Anda normal yaitu sekitar
120/80 mm Hg.
6. Kolesterol tinggi
Baik itu disebabkan karena faktor genetik atau keturunan maupun pola makan yang buruk, peningkatan kolesterol jahat dalam darah dapat menyumbat arteri dan mengganggu aliran darah ke organ-organ vital seperti otak dan jantung.
Baik itu disebabkan karena faktor genetik atau keturunan maupun pola makan yang buruk, peningkatan kolesterol jahat dalam darah dapat menyumbat arteri dan mengganggu aliran darah ke organ-organ vital seperti otak dan jantung.
Sehingga kolesterol tinggi dapat menyebabkan serangan
jantung atau stroke. Tingkat kolesetrol hanya dapat diketahui melalui
tes darah yang dapat Anda periksakan secara rutin tiap 5 tahun sekali.
Jika
kolesterol Anda tinggi, dokter akan merekomendasikan perubahan diet
sebagai pengobatan awal atau mungkin akan meresepkan obat penurun
kolesterol yang dapat menghambat enzim yang digunakan untuk memproduksi
kolesterol.
7. Anemia
Kondisi ini disebabkan karena penurunan jumlah sel darah merah. Gejala anemia sangat halus seperti mudah lelah meski tidak melakukan aktivitas yang berat. Kurangnya sel darah merah menyebabkan kurangnya suplai oksigen ke organ vital yang meningkatkan risiko serangan jantung.
Kondisi ini disebabkan karena penurunan jumlah sel darah merah. Gejala anemia sangat halus seperti mudah lelah meski tidak melakukan aktivitas yang berat. Kurangnya sel darah merah menyebabkan kurangnya suplai oksigen ke organ vital yang meningkatkan risiko serangan jantung.