Siapa yang tidak mengenal Blakcberry. Salah satu gadget yang diawal-awal peluncurannya begitu “booming” dan sempat mengusai jajaran pangsa pasar nomor wahid untuk menjualan smartphone. Bebekal itulah Blakcberry semakin gencar mengeluarkan varian-varian dari produknya.
Namun siapa sangka kalau ternyata saat ini Blackberry berada di ambang kehancuran. Mungkin kita masih belum percaya dengan berita ini namun inilah kenyataannya yang dapat anda simak dan ketahui.
“Ini bukanlah akhir untuk BlackBerry tapi kemungkinannya semakin dekat,” tulis analis BGC Colin Gilllis dalam haiku kepada investor.
BlackBerry terus berjuang untuk menjual ponselnya. Mantan raksasa smartphone itu mengatakan pada hari Jumat mereka hanya mengirim 2,7 juta BlackBerry 10 pada kuartal pertama, dan perusahaan melaporkan kerugian mengejutkan. Saham segera anjlok 30% dari nilai sebelumnya.
Jika pada beberapa kuartal berikutnya tetap sama, mimpi BlackBerry untuk sekali lagi eksis di pasar yang dulu didominasinya akan hancur. Selama beberapa tahun terakhir, pangsa pasar smartphone BlackBerry telah dikalahkan oleh Apple, Google dan bahkan Microsoft.
“Saham talah mengalami penurunan sebesar 30% setelah laporan menunjukkan bagaimana keadaan saat ini menjadi,” kata Brian Sozzi, CEO dan kepala strategi ekuitas di Belus Capital Advisors. “Pasar mengatakan ada sesuatu yang secara fundamental salah dengan perusahaan dan anda perlu perombakan secara besar-besaran”
Sozzi berpikir langkah yang harus dilakukan adalah dengan penjualan BlackBerry, atau setidaknya beberapa asetnya.
Meskipun tengah berjuang, BlackBerry memiliki sumber daya berharga lainnya yang bisa membuatnya menarik para pembeli.
BlackBerry memiliki hak paten yang menguntungkan, yang merupakan keuntungan besar dalam persaingan dan hukum bidang smartphone. Beberapa solusi dalam hal perangkat lunak perusahaan seperti platform keamanan baru untuk iOS dan Android, bisa menjadi sumber lain yang kuat dalam hal pendapatan. Dan reputasi BlackBerry dapat bertahan sebagai perusahaan yang mengkhususkan diri dalam keamanan mobile yang kuat.
Mereka juga mengantongi $ 3.1 miliar tunai di tangan.
Tentu semua hal itu bisa menarik saingan besarnya seperti Microsoft, Apple atau Samsung.
“Kami percaya aset terbesar BlackBerry saat ini adalah patennya dan keungan yang dimiliki” tulis Kevin Smithen, seorang analis di Macquarie Capital, dalam sebuah catatan penelitian pada hari Jumat. “Kami pikir akhir untuk BlackBerry adalah break-up atau likuidasi dengan harga lebih rendah.”
BlackBerry menolak memberikan komentar untuk berita ini, meskipun CEO Thorsten Heins telah berulang kali mengatakan bahwa perusahaan terus mempertimbangkan semua opsi strategis – bahkan karena terus menaruh harapan pada strategi saat ini untuk merayu kembali pelanggan dengan lineup smartphone yang semakin ditingkatkan.
Namun beberapa orang percaya akhir untuk BlackBerry tak akan terjadi dalam waktu dekat.
Perusahaan saat ini tak akan cocok untuk para pembelinya, kata analis Gartner Carolina Milanesi. Dengan posisi saat ini yang menyulitkan potensi penjualan.
“Saya tidak berpikir memiliki merek, atau bahkan memiliki seluruh perusahaan, adalah sesuatu yang setiap orang akan pertimbangkan,” kata Milanesi. “Saya bisa melihat mereka mengambil dan memilih. Merek BlackBerry itu sendiri tidak menarik untuk saat ini.”
Bahkan jika BlackBerry mencoba dan gagal menemukan pembeli atau menolak untuk mempertimbangkan pilihan itu dan melanjutkan operasionalnya, perusahaan tidak akan lenyap dalam semalam. BlackBerry pasti akan memanfaatkan kas yang besar untuk terus menimbun pemasaran BlackBerry 10.
“Tidak peduli apa yang mereka lakukan, langkah yang salah tidak akan membunuh anda dalam semalam, dan tindakan yang benar tidak akan menyelamatkan anda dalam semalam,” kata Milanesi. “Ini akan proses yang panjang dan berlarut-larut”