Berdasarkan penelitian, wanita bisa melihat sejauh mana kesetiaan pria pada pasangannya hanya dengan menganalisis wajah pria tersebut. Dari hasil studi, ciri-ciri umum fisik pria yang cenderung atau berpotensi untuk selingkuh adalah yang memiliki fitur maskulinitas yang klasik. Seperti yang dilansir wolipop.
Ciri-ciri itu di antaranya rahang yang lebar dan tegas, dagu persegi, alis tebal serta pelupuk mata menonjol. Sebaliknya, pria kurang peka dalam membaca wajah wanita yang suka berselingkuh maupun setia.
Seperti dikutip dari Daily Mail, penemuan ini datang dari para penelitia di Australia yang melibatkan 200 partisipan dan memotret mereka. Responden yang terdiri dari pria dan wanita tersebut juga ditanyakan, semenarik apa mereka melihat dirinya sendiri dan apakah mereka pernah berselingkuh di masa yang lalu.
Responden juga ditanya apakah pernah menjadi orang ketiga atau menjalin hubungan dengan kekasih orang. Jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut bisa menjadi tanda apakah seseorang setia atau punya komitmen yang rendah terhadap suatu hubungan.
Kemudian, sebanyak 68 orang (yang tidak mengenal responden) ditunjukkan foto kepala dan bahu para responden. Mereka diminta menilai foto mana saja yang punya kecenderungan untuk tidak setia.
Hasilnya, wanita ternyata cukup akurat dalam memilih pria yang pernah berselingkuh lewat foto tersebut. Analisa menunjukkan, wanita tidak sekadar menunjuk wajah-wajah yang dirasa tidak bisa dipercaya. Namun mereka cenderung menghubungkan maskulinitas dengan ketidaksetiaan. Di sisi lain, pria lebih lemah menebak wanita yang pernah punya sejarah selingkuh dalam percintaannya.
Penemuan ini pun beralasan. Professor Leigh Simmons, salah satu penulis penelitian mengatakan, wanita lebih baik dalam melakukan ‘tugas’ itu karena mereka lebih merasa kehilangan saat ditinggalkan kekasihnya.
“Kami menyimpulkan bahwa impresi kesetiaan secara fisik yang bisa terlihat dari wajah benar adanya. Setidaknya bagi para wanita. Dan itu mungkin bisa membantu mereka menentukan pria yang berpotensi menjadi pasangannya, ketika mereka tidak tahu banyak informasi tentang perilaku sang pria,” tulis tim peneliti dari The University of Western Australia, yang hasil penelitiannya telah dipublikasikan dalam Royal Society Journal Biology Letters.