Kondisi pekerjaan membuat para perawat berada pada risiko tinggi mengaami gangguan stres pasca trauma (PTSD) atau kecemasan. Hal ini terdagnoasis pada lebih dari 7 juta orang dewasa di Amerika Serikat setiap tahun.
Untung, saat ini para peneliti telah menemukan solusi sederhana. Hanya dua jam peregangan dan meditasi setiap minggu semua gangguan itu bisa diatasi.
Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, penulis utama peneliti Sang H. Kim, dari National Institutes of Health, telah mempelajari 22 kelompok perawat yang mengalami PTSD. Dia memilih untuk fokus meneliti perawat, karena ibunya adalah seorang perawat.
"Ibuku dulu memberitahuku bahwa perawat selalu menggunakan waktunya untuk tidak mengurus orang lain, tetapi harus mengurus diri sendiri juga," kata Sim, seperti dikutip dari FoxNews.
Ketika orang mengalami PTSD, tingkat kortisolnya menukik ke bawah normal, kebalikan dari apa yang biasanya terjadi ketika orang merasa tertekan. Kim ingin melihat apakah meditasi dan peregangan akan dapat membantu menormalkan kadar kortisol.
Setengah dari kelompok perawat berpartisipasi dalam kelas Mind and Body selama 60 menit, dua kali dalam seminggu. Di dalam kelas tersebut, perawat akan diajari Kim, yang meraih gelar doktor dalam ilmu olahraga, dan memiliki pengalaman 40 tahun sebagai seniman bela diri.
Setiap sesinya, wanita akan melakukan meditasi, peregangan, menyeimbangkan antara pernapasan dan olahraga.
"Gerakannya mirip Yoga atau Tai Chi. Tapi aku sederhanakan dengan cara yang dapat dilakukan para perawat, di mana saja, kapan saja, dan dalam waktu yang cepat," kata Kim.
Setelah delapan minggu berpartisipasi di kelas dua kali dalam seminggu, para perawat mengalami penurunan gejala PTSD sampai 41 persen dan peningkatan kortisol dalam darah sebanyak 67 persen.