T:
Ibu Ainy, bagaimana ya caranya mengatasi anak yang kecanduan games di internet. Adik saya kelas enam SD kecanduan game online. Dampak buruknya, ia kadang mencuri uang di rumah agar bisa pergi ke warung internet untuk main games. Bagaimana cara mengatasi masalah ini? (Ika Genetika Sari, 23)
J:
Mbak Ika yang penuh peduli,
Seseorang menjadi kecanduan akan sesuatu, karena dirinya mendapatkan kepuasan darinya. Termasuk seorang anak yang kecanduan game online. Ia membiarkan dirinya kecanduan game online, karena merasa dirinya mendapatkan "kenikmatan" saat memainkannya. Baginya, kenikmatan ini hanya ia dapatkan saat bermain game online. Tentu saja hal ini sangat tidak baik bagi dirinya, bukan?
Mencuri uang agar bisa pergi ke warnet adalah dampak buruk dari seorang anak yang kecanduan game online. Di samping itu, ia menjadi sulit konsentrasi untuk belajar. Karena di matanya, belajar telah mengurangi waktunya untuk bermain game online.
Jadi, apa yang perlu kita lakukan? Berikut lima hal yang perlu Anda lakukan bersama kedua orangtua Anda dan adik Anda tercinta:
Pertama, bicaralah dengan kedua orangtua Anda tentang kondisi adik Anda yang memprihatinkan ini. Ajaklah beliau untuk mengetahui penyebabnya, tanpa bersikap saling menyalahkan. Caranya? Sepakat untuk mencari jalan keluarnya dengan cara:
1. Dengan mengingat kembali sejak kapan adik Anda mulai kecanduan game?
2. Bagaimana sebelumnya Anda bertiga (Anda dan kedua orang tua Anda) bersikap kepada adik Anda? Memarahinya atau membatasinya, ataukah membiarkannya, karena awalnya Anda bertiga tidak menyangka akan menjadi begini?
3. Anda bertiga sepakat untuk mengubah hal-hal yang selama ini secara tidak langsung membuat adik Anda kecanduan game online.
Kedua, bicaralah Anda bertiga dengan adik Anda dari hati ke hati tanpa emosi. Tanyakan kepada adik Anda, apa yang ia rasakan saat main game online? Apa yang ia rasakan saat mencuri uang ayah dan ibu? Dan apa yang ia rasakan dengan nilai-nilai mata pelajarannya akhir-akhir ini? Pada prinsipnya, ajak ia bicara sejujurnya dan dengarkan ungkapan hatinya.
Lalu tanyakan kepada adik Anda, sampai kapan ia seperti begini? Ingatkan kembali ia pada impiannya yang tentunya ingin ia raih. Katakan kepadanya, bahwa jika ia membiarkan dirinya seperti ini, ia akan menjadi anak yang merugi.
Buatlah kesepakatan bersama untuk membatasi waktu bermain game online. Dan sepakati bersama bentuk hukumannya jika adik Anda melanggar (tentu hukumannya tidak bersifat kekerasan fisik, bukan?).
Ketiga, luangkan waktu Anda bertiga (Anda dan kedua orang tua Anda) secara bergantian untuk bermain bersama adik Anda. Ajaklah ia jalan-jalan ke tempat yang membangunkan kepeduliannya, seperti berkunjung ke rumah yatim piatu. Ajaklah ia untuk memberi sebungkus nasi kepada orang-orang yang tidurnya di pinggir jalan.
Biarkanlah ia sendiri yang memberikan nasi itu, sambil Anda temani. Ucapkan terima kasih kepadanya sambil mengatakan bahwa ia seorang anak yang baik hati dan peduli kepada orang miskin. Setelah itu, tanyakan kepadanya "apa yang ia rasakan saat memberi sebungkus nasi kepada orang tidak mampu yang tidurnya di pinggir jalan".
Keempat, sering-seringlah Anda bertiga mengucapkan kata-kata positif kepada adik Anda, termasuk kalimat yang menunjukkan apresiasi. Misalnya, "terima kasih ya dik, telah berubah. Tuh kan, apa kata kakak? Adik memang anak yang baik dan pasti bisa lebih baik, iya kan?" Seringlah memberi pelukan kepadanya. Begitu juga kedua orangtua Anda. Budayakanlah untuk memberi pelukan hangat kepadanya, sebagai pertanda bahwa Anda semua sangat peduli kepadanya sekaligus memberinya rasa aman.
Kelima, Anda bertiga, ajaklah ia untuk meningkatkan spiritualitasnya. Jika Anda muslim, Anda bisa mengajaknya sholat berjamaah dan mencium tangan sesudah sholat. Dan jika Anda non muslim, Anda bisa mengajaknya ibadah bersama ke tempat peribadatan. Tujuan utamanya adalah memberinya lingkungan positif, hangat, dan penuh perhatian.
Ingatlah, semua ini membutuhkan proses. Anda tidak bisa bekerja sendirian. Ajaklah seisi rumah untuk sama-sama berubah menjadi lebih baik, terutama dalam bersikap dan bertutur kata. Bukankah semuanya menjadi indah pada saatnya? Selamat melangkah dengan penuh kasih yang tulus ya. Salam hangat saya untuk adik Anda tercinta serta kedua orang tua Anda terkasih!
Ainy Fauziyah, CPC
Leadership Coach & Motivator
Ibu Ainy, bagaimana ya caranya mengatasi anak yang kecanduan games di internet. Adik saya kelas enam SD kecanduan game online. Dampak buruknya, ia kadang mencuri uang di rumah agar bisa pergi ke warung internet untuk main games. Bagaimana cara mengatasi masalah ini? (Ika Genetika Sari, 23)
J:
Mbak Ika yang penuh peduli,
Seseorang menjadi kecanduan akan sesuatu, karena dirinya mendapatkan kepuasan darinya. Termasuk seorang anak yang kecanduan game online. Ia membiarkan dirinya kecanduan game online, karena merasa dirinya mendapatkan "kenikmatan" saat memainkannya. Baginya, kenikmatan ini hanya ia dapatkan saat bermain game online. Tentu saja hal ini sangat tidak baik bagi dirinya, bukan?
Mencuri uang agar bisa pergi ke warnet adalah dampak buruk dari seorang anak yang kecanduan game online. Di samping itu, ia menjadi sulit konsentrasi untuk belajar. Karena di matanya, belajar telah mengurangi waktunya untuk bermain game online.
Jadi, apa yang perlu kita lakukan? Berikut lima hal yang perlu Anda lakukan bersama kedua orangtua Anda dan adik Anda tercinta:
Pertama, bicaralah dengan kedua orangtua Anda tentang kondisi adik Anda yang memprihatinkan ini. Ajaklah beliau untuk mengetahui penyebabnya, tanpa bersikap saling menyalahkan. Caranya? Sepakat untuk mencari jalan keluarnya dengan cara:
1. Dengan mengingat kembali sejak kapan adik Anda mulai kecanduan game?
2. Bagaimana sebelumnya Anda bertiga (Anda dan kedua orang tua Anda) bersikap kepada adik Anda? Memarahinya atau membatasinya, ataukah membiarkannya, karena awalnya Anda bertiga tidak menyangka akan menjadi begini?
3. Anda bertiga sepakat untuk mengubah hal-hal yang selama ini secara tidak langsung membuat adik Anda kecanduan game online.
Kedua, bicaralah Anda bertiga dengan adik Anda dari hati ke hati tanpa emosi. Tanyakan kepada adik Anda, apa yang ia rasakan saat main game online? Apa yang ia rasakan saat mencuri uang ayah dan ibu? Dan apa yang ia rasakan dengan nilai-nilai mata pelajarannya akhir-akhir ini? Pada prinsipnya, ajak ia bicara sejujurnya dan dengarkan ungkapan hatinya.
Lalu tanyakan kepada adik Anda, sampai kapan ia seperti begini? Ingatkan kembali ia pada impiannya yang tentunya ingin ia raih. Katakan kepadanya, bahwa jika ia membiarkan dirinya seperti ini, ia akan menjadi anak yang merugi.
Buatlah kesepakatan bersama untuk membatasi waktu bermain game online. Dan sepakati bersama bentuk hukumannya jika adik Anda melanggar (tentu hukumannya tidak bersifat kekerasan fisik, bukan?).
Ketiga, luangkan waktu Anda bertiga (Anda dan kedua orang tua Anda) secara bergantian untuk bermain bersama adik Anda. Ajaklah ia jalan-jalan ke tempat yang membangunkan kepeduliannya, seperti berkunjung ke rumah yatim piatu. Ajaklah ia untuk memberi sebungkus nasi kepada orang-orang yang tidurnya di pinggir jalan.
Biarkanlah ia sendiri yang memberikan nasi itu, sambil Anda temani. Ucapkan terima kasih kepadanya sambil mengatakan bahwa ia seorang anak yang baik hati dan peduli kepada orang miskin. Setelah itu, tanyakan kepadanya "apa yang ia rasakan saat memberi sebungkus nasi kepada orang tidak mampu yang tidurnya di pinggir jalan".
Keempat, sering-seringlah Anda bertiga mengucapkan kata-kata positif kepada adik Anda, termasuk kalimat yang menunjukkan apresiasi. Misalnya, "terima kasih ya dik, telah berubah. Tuh kan, apa kata kakak? Adik memang anak yang baik dan pasti bisa lebih baik, iya kan?" Seringlah memberi pelukan kepadanya. Begitu juga kedua orangtua Anda. Budayakanlah untuk memberi pelukan hangat kepadanya, sebagai pertanda bahwa Anda semua sangat peduli kepadanya sekaligus memberinya rasa aman.
Kelima, Anda bertiga, ajaklah ia untuk meningkatkan spiritualitasnya. Jika Anda muslim, Anda bisa mengajaknya sholat berjamaah dan mencium tangan sesudah sholat. Dan jika Anda non muslim, Anda bisa mengajaknya ibadah bersama ke tempat peribadatan. Tujuan utamanya adalah memberinya lingkungan positif, hangat, dan penuh perhatian.
Ingatlah, semua ini membutuhkan proses. Anda tidak bisa bekerja sendirian. Ajaklah seisi rumah untuk sama-sama berubah menjadi lebih baik, terutama dalam bersikap dan bertutur kata. Bukankah semuanya menjadi indah pada saatnya? Selamat melangkah dengan penuh kasih yang tulus ya. Salam hangat saya untuk adik Anda tercinta serta kedua orang tua Anda terkasih!
Ainy Fauziyah, CPC
Leadership Coach & Motivator