Beda Antara Om Senang Dan Om Bahagia !


Seharusnya kata “senang” itu konotasinya positif. Tapi  ketika dikaitkan dengan predikat “Om” maka artinya menjadi jauh berbeda, dan malah menimbulkan rasa “jijik” di telinga yang mendengar.

Lawan kata “senang” adalah “susah” tapi khusus untuk gelar “Om Senang” ini, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan esensi kata  “senang” menjadi pelesetan semata.

Apa sih definisi “Om senang” secara umum ?.  Pada intinya “Om senang” itu  adalah pria berumur yang senang berada diantara wanita muda, lebih khusus lagi wanita yang bisa diajak “senang-senang” sesuai dengan keinginan dan selera si Om.

Untuk memenuhi hasratnya, maka para “Om Senang”  sangat boros dan siap menghambur hamburkan uang  bersama sama dengan para wanita muda yang diajak bersenang senang. Soal uang haram atau halal, saya tidak akan menghakimi, karena memang saya tidak tahu. Tapi logika saya mengatakan bahwa uang yang didapat dari kerja keras secara halal, tentu akan sangat dijaga dan dihargai, sehingga yang punya uang tidak akan sembarang memakainya untuk tujuan yang kurang perlu dengan orang yang baru dikenal.

Para “Om Senang ” akan sangat bangga  jika dipuji puji oleh para wanita muda dengan kata kata klise,  dan merasa tersanjung  jika bisa memamerkan kepopulerannya kepada sesama “Om Senang” lainnya . Maka berburu wanita muda yang cantik, menjadi suatu petualangan yang menyenangkan sekaligus cara cepat mendatangkan kepuasan hati bagi para Om Senang.

Selalu ada dua sisi dari segala sesuatu. Saya menyadari bahwa peran “wanita muda” yang mau saja diajak senang senang demi segepok uang oleh para “Om Senang” ini tidak dapat dibenarkan.  Alasan yang beragam oleh para wanita biasanya demi biaya sekolah, demi pengobatan orang tua dan lain lain, yang lebih sering terbukti tidak benar.  Banyak yang sudah lama putus sekolah dan orang tuanya sehat sehat saja di kampung halaman. Alasan yang lebih benar adalah demi gaya hidup mewah dan mengikuti trend mode yang memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Hubungan simbiosis mutualisme yang saling melengkapi antara memelihara ego “Om Senang” dan kelangsungan gaya hidup mewah para wanita kinyis kinyis, membuat fenomena ini sulit dicari ujung pangkalnya dan  mendapatkan solusi yang tepat.

Sebagai penulis saya menyadari bahwa keputusan untuk menjadi apapun,  sepenuhnya adalah hak dan tanggung jawab pribadi masing masing manusia dewasa. Termasuk keputusan menjadi ” Om senang”.
Yang membuat saya tergerak untuk mengangkat topik ini adalah karena eratnya  fenomena ini dengan kasus korupsi di negara ini.

Sebagian besar para “Om Senang” yang beredar adalah mereka yang menduduki jabatan bagus di eksekutif maupun legislatif, dan menggunakan segala fasilitas serta kemewahan itu untuk menunjang kegiatan “senang senang”, yang tentu saja melibatkan uang rakyat (saya) sebagai pembayar pajak yang ikut membiayai gaji pejabat dan anggota dewan.  Jadi disini urusan saya.  Saya tidak rela pajak yang dibayar menjadi bagian “senang senang” yang merugikan banyak rakyat dan dipakai untuk kegiatan tidak bermoral.

Oleh karena itu sebagai alternatifnya, saya menyarankan kepada para “Om Senang” untuk segera beralih profesi menjadi “Om Bahagia”.

Menjadi Om Bahagia itu tidak memerlukan banyak biaya. Yang diperlukan hanya kesadaran untuk berperilaku sopan dan etis, untuk mencintai istri dan anak anak, dan menyayangi sesama dengan membagi ilmu dan berkarya.

Bagi pria yang belum menikah, maka saya anjurkan untuk bersenang senanglah dengan cara yang kreatif dan wajar selama masih belum menikah.  Bergaul dan pacaranlah dengan banyak wanita, supaya tahu dan memahami jenis jenis wanita dan karakter para wanita, agar ketika memilih seorang wanita menjadi istri, anda memilih dari banyak pilihan yang ada. Bukan hanya bergaul dengan satu wanita kemudian menikah, itu lebih tepatnya disebut terdesak dan bukan memilih.

Alasan mengapa sebaiknya pria banyak bergaul selagi muda agar supaya ketika memutuskan untuk menikah, maka anda sudah puas menikmati masa “senang senang” ketika bujangan.  Pada waktu memutuskan untuk menikah maka bujangan senang  akan bertransformasi menjadi Om bahagia yang mampu menghargai cinta yang tulus dan memelihara  kehidupan rumah tangga agar  bahagia dan harmonis.

Ketika seseorang memutuskan untuk menikah bukan berarti dunia  luar sudah tertutup dan pergaulan tidak ada lagi.  Menikah artinya mengutamakan kebahagiaan pasangan hidup, menjadi sama pentingnya dengan kebahagiaan kita sendiri. Itu komitmen yang harus dimaknai dan dijaga sebagai wujud nyata janji setia pernikahan.

Pria yang menghargai komitmen dan janji setia dengan wanita terhormat yang menjadi istrinya adalah pria yang berpotensi memimpin dalam skala yang lebih besar, karena segala sesuatu dimulai dari diri dan keluarga sendiri di rumah.

Mudah mudahan lebih banyak pria Indonesia disadarkan bahwa mejadi Om senang itu sifatnya hanya sementara. Hanya selagi uang masih dimiliki dan jabatan masih ditangan. Segera sesudah terjerat kasus dan anda menjadi miskin serta kehilangan jabatan, maka secepat itulah Om Senang menjadi Om Nelangsa.

Lebih bermakna dan permanen menjadi Om Bahagia, yang mendatangkan kebaikan dimana saja si Om berada, dan mampu membina generasi  muda bangsa ini meraih masa depan yang lebih baik dengan memberi keteladanan yang baik.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris

Arsip Artikel