Ada cerita misteri di Kota Blitar yaitu keranda mayat yang suka bergerak sendiri menemui orang yang akan meninggal. Berikut ini cerita selengkapnya:
Saat kelas 5 SD Rizha (nama samaran) waktu itu lagi kelaparan. Karena di rumah tidak ada makanan yang membuat dia selera. Akhirnya dia rela keluar malam-malam untuk beli bakso. Dia keluar pakai sepeda. Karena di sana lagi ramai banget baksonya, dia milih minta baksonya dibungkus saja.
Nah, di tengah jalan, tiba-tiba dia mendengar suara roda yang menggelinding beberapa meter dari belakangnya. Rizha pun menghentikan sepedanya. Dia familiar sekali dengan suara itu. Suara tersebut suara keranda mayat.
"Ada yang meninggal ya?" pikirnya. Sesuai ajaran dari ibunya, dia harus membiarkan keranda lewat duluan. Dia juga nggak heran kalau jam segitu ada orang mau ngubur mayat, sebab di daerahnya memang sudah kebiasaan langsung memakamkan mayat langsung pada hari kematiannya.
Suara iring-iringan keranda mayat itu semakin terdengar jelas beserta suara rodanya yang terus berdecit setiap rotasinya. Rizha mulai melihat keranda beroda yang putih itu.
Namun, ada yang aneh!
Rizha tidak bisa ngomong apa-apa. Yang bisa dia lakukan hanya terpaku saat keranda beroda tanpa mayat di dalamnya itu melintas di hadapannya dan dengan cepat menuju ke arah Selatan. Ia yakin kalau keranda itu berjalan sendiri karena jalan menuju arah Selatan tempat dia sekarang adalah jalanan yang menanjak.
Seketika itu, Rizha segera berlarian ke rumahnya yang sudah cukup dekat itu. Sesampai di rumah dia menangis sejadi-jadinya karena takut dan menyesal karena baksonya tadi langsung dia tinggal bareng sepedanya. Padahal sedang lapar berat.
Keesokan harinya Rizha panas tinggi dan dia mendengar kabar bahwa seseorang telah meninggal di daerah Selatan desanya. Ortunya menceritakan bahwa memang sudah rahasia umum bahwa keranda beroda itu akan mendatangi rumah-rumah yang penghuninya ada yang akan meninggal.
Nah, masih berhubungan dengan yang tadi, Rizha ini mempunyai adik yang sejak kecil sakit-sakitan. Makanya, Rizha sudah tidak kaget kalau harus di rumah sendiri. Sebab, dia tahu kalau ortunya pasti sedang di rumah sakit.
Entah mengapa, suatu hari (Rizha punya firasat nggak enak. Dia sendirian lagi di rumah karena lagi-lagi sakit adiknya kambuh. Karena terus merasa nggak enak, dia pun nekad mengeluarkan sepedanya untuk ke rumah sakit. Ternyata adiknya dirujuk ke rumah sakit di Malang. Karena tetep ngerasa nggak enak, dia langsung mendatangi salah satu tantenya dan minta menginap di sana.
Benar saja! Keesokan harinya sepulang sekolah, rumahnya sudah ramai. Ternyata adiknya meninggal dalam perjalanan ke rumah rakit rujukannya! Rizha menangis sejadi-jadinya. Ternyata ini firasat nggak enak itu.
Tapi, dia lihat banyak tetangganya yang berbisik-bisik. Rizha yang sudah tenang, menanyakan ada apa. Tetangga yang tinggal tepat disampingnya mengangkat alisnya.
"Lho? Rizha kemarin masa nggak lihat yang di depan rumahmu?"
Rizha bingung. "Aku kemarin di rumah tante. Memang kemarin ada apa didepan rumah?"
"Syukurlah kamu kemarin nggak di rumah sendirian seperti biasa! Tadi malam, keranda berodanya ada tepat di teras rumahmu! Lama banget! Kami semua lihat."
Seketika Rizha pingsan.
Dan sampai sekarang. Keranda itu selalu mengunjungi rumah yang salah satu penghuninya akan meninggal di daerah itu.
Saat kelas 5 SD Rizha (nama samaran) waktu itu lagi kelaparan. Karena di rumah tidak ada makanan yang membuat dia selera. Akhirnya dia rela keluar malam-malam untuk beli bakso. Dia keluar pakai sepeda. Karena di sana lagi ramai banget baksonya, dia milih minta baksonya dibungkus saja.
Nah, di tengah jalan, tiba-tiba dia mendengar suara roda yang menggelinding beberapa meter dari belakangnya. Rizha pun menghentikan sepedanya. Dia familiar sekali dengan suara itu. Suara tersebut suara keranda mayat.
"Ada yang meninggal ya?" pikirnya. Sesuai ajaran dari ibunya, dia harus membiarkan keranda lewat duluan. Dia juga nggak heran kalau jam segitu ada orang mau ngubur mayat, sebab di daerahnya memang sudah kebiasaan langsung memakamkan mayat langsung pada hari kematiannya.
Suara iring-iringan keranda mayat itu semakin terdengar jelas beserta suara rodanya yang terus berdecit setiap rotasinya. Rizha mulai melihat keranda beroda yang putih itu.
Namun, ada yang aneh!
Rizha tidak bisa ngomong apa-apa. Yang bisa dia lakukan hanya terpaku saat keranda beroda tanpa mayat di dalamnya itu melintas di hadapannya dan dengan cepat menuju ke arah Selatan. Ia yakin kalau keranda itu berjalan sendiri karena jalan menuju arah Selatan tempat dia sekarang adalah jalanan yang menanjak.
Seketika itu, Rizha segera berlarian ke rumahnya yang sudah cukup dekat itu. Sesampai di rumah dia menangis sejadi-jadinya karena takut dan menyesal karena baksonya tadi langsung dia tinggal bareng sepedanya. Padahal sedang lapar berat.
Keesokan harinya Rizha panas tinggi dan dia mendengar kabar bahwa seseorang telah meninggal di daerah Selatan desanya. Ortunya menceritakan bahwa memang sudah rahasia umum bahwa keranda beroda itu akan mendatangi rumah-rumah yang penghuninya ada yang akan meninggal.
Nah, masih berhubungan dengan yang tadi, Rizha ini mempunyai adik yang sejak kecil sakit-sakitan. Makanya, Rizha sudah tidak kaget kalau harus di rumah sendiri. Sebab, dia tahu kalau ortunya pasti sedang di rumah sakit.
Entah mengapa, suatu hari (Rizha punya firasat nggak enak. Dia sendirian lagi di rumah karena lagi-lagi sakit adiknya kambuh. Karena terus merasa nggak enak, dia pun nekad mengeluarkan sepedanya untuk ke rumah sakit. Ternyata adiknya dirujuk ke rumah sakit di Malang. Karena tetep ngerasa nggak enak, dia langsung mendatangi salah satu tantenya dan minta menginap di sana.
Benar saja! Keesokan harinya sepulang sekolah, rumahnya sudah ramai. Ternyata adiknya meninggal dalam perjalanan ke rumah rakit rujukannya! Rizha menangis sejadi-jadinya. Ternyata ini firasat nggak enak itu.
Tapi, dia lihat banyak tetangganya yang berbisik-bisik. Rizha yang sudah tenang, menanyakan ada apa. Tetangga yang tinggal tepat disampingnya mengangkat alisnya.
"Lho? Rizha kemarin masa nggak lihat yang di depan rumahmu?"
Rizha bingung. "Aku kemarin di rumah tante. Memang kemarin ada apa didepan rumah?"
"Syukurlah kamu kemarin nggak di rumah sendirian seperti biasa! Tadi malam, keranda berodanya ada tepat di teras rumahmu! Lama banget! Kami semua lihat."
Seketika Rizha pingsan.
Dan sampai sekarang. Keranda itu selalu mengunjungi rumah yang salah satu penghuninya akan meninggal di daerah itu.