Adakah Anda memiliki kebiasaan merokok, ngopi di kafe, atau jalan-jalan ke mal dan selalu berujung dengan membeli sesuatu yang tidak direncanakan? Dalam keseharian, hal-hal di atas termasuk kebiasaan (habit). Bukan tidak mungkin Anda memiliki kebiasaan yang tanpa disadari cukup menguras isi dompet.
Kebiasaan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan secara konsisten. Yup, anything that we do consistently is a habit. And habits often come with a price tag. Sometimes, the cost may not be worth the benefit. Kebiasaan tidak selalu sebanding dengan manfaat yang Anda dapatkan. Ada kebiasaan yang tidak sehat dan menghabiskan banyak biaya, contohnya merokok, minum minuman beralkohol, dan berjudi. Ketiga hal tersebut terkadang manfaatnya hanya untuk kehidupan sosial, tapi secara umum merusak fisik dan keuangan.
Contoh lain kebiasaan yang sering kali tidak disadari membuat dompet Anda terkuras di antaranya minum minuman bersoda/kopi/teh, online games, membeli majalah, sampai menonton film di bioskop. Coba Anda cek frekuensinya. Tentunya akan menjadi masalah apabila Anda ke kafe untuk ngopi setiap hari, yang pasti lebih mahal dibanding jika Anda membuat kopi sendiri. Atau, sudah adakah yang menyadari kalau terlalu sering menonton di bioskop dan membeli snacks-nya bisa menjadi mahal sekali?
Untuk yang masih memiliki kebiasaan yang menguras isi dompet, Anda perlu mengecek nominal versus manfaatnya. Cobalah membuat daftar manfaatnya juga. Apakah kebiasaan itu sehat, meningkatkan produktivitas kerja, dan membuat Anda bahagia? Apabila tidak sesuai maka tidak perlu diteruskan, ubah dan lakukan sesuatu yang berbeda.
Kebiasaan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan secara konsisten. Yup, anything that we do consistently is a habit. And habits often come with a price tag. Sometimes, the cost may not be worth the benefit. Kebiasaan tidak selalu sebanding dengan manfaat yang Anda dapatkan. Ada kebiasaan yang tidak sehat dan menghabiskan banyak biaya, contohnya merokok, minum minuman beralkohol, dan berjudi. Ketiga hal tersebut terkadang manfaatnya hanya untuk kehidupan sosial, tapi secara umum merusak fisik dan keuangan.
Contoh lain kebiasaan yang sering kali tidak disadari membuat dompet Anda terkuras di antaranya minum minuman bersoda/kopi/teh, online games, membeli majalah, sampai menonton film di bioskop. Coba Anda cek frekuensinya. Tentunya akan menjadi masalah apabila Anda ke kafe untuk ngopi setiap hari, yang pasti lebih mahal dibanding jika Anda membuat kopi sendiri. Atau, sudah adakah yang menyadari kalau terlalu sering menonton di bioskop dan membeli snacks-nya bisa menjadi mahal sekali?
Untuk yang masih memiliki kebiasaan yang menguras isi dompet, Anda perlu mengecek nominal versus manfaatnya. Cobalah membuat daftar manfaatnya juga. Apakah kebiasaan itu sehat, meningkatkan produktivitas kerja, dan membuat Anda bahagia? Apabila tidak sesuai maka tidak perlu diteruskan, ubah dan lakukan sesuatu yang berbeda.
Anda harus mencari cara untuk mendapatkan pengganti yang setimpal misalnya meracik minuman sendiri, memasak di rumah atau apapun demi menyelamatkan uang Anda. Mau tidak mau Anda dituntut untuk kreatif. Tentunya akan lebih baik jika alokasi dana untuk kebiasaan dapat disisihkan dalam tabungan atau digunakan untuk berinvestasi.
Cek juga berapa jumlah pengeluaran yang Anda sisihkan untuk kebiasaan ini. Coba teliti seberapa sering Anda melakukannya dan sebesar apa uang yang dikeluarkan untuk hal tersebut setiap bulannya. Bukan tidak mungkin Anda akan terkejut dengan angkanya. Dana ngopi dan kebiasaan lain ini masuk ke dalam pos pengeluaran rutin atau pengeluaran pribadi, di mana total pos pengeluaran rutin idealnya di ada di angka 20%-40% dari pendapatan Anda. dan pos pengeluaran untuk pribadi sebesar 20% dari pendapatan bulanan Anda.
Cek juga berapa jumlah pengeluaran yang Anda sisihkan untuk kebiasaan ini. Coba teliti seberapa sering Anda melakukannya dan sebesar apa uang yang dikeluarkan untuk hal tersebut setiap bulannya. Bukan tidak mungkin Anda akan terkejut dengan angkanya. Dana ngopi dan kebiasaan lain ini masuk ke dalam pos pengeluaran rutin atau pengeluaran pribadi, di mana total pos pengeluaran rutin idealnya di ada di angka 20%-40% dari pendapatan Anda. dan pos pengeluaran untuk pribadi sebesar 20% dari pendapatan bulanan Anda.
Jika persentasenya masih masuk ke dalam batasan di atas, selamat! Anda masih bisa melanjutkan kebiasaan tesebut. Apabila ternyata lebih, bisa dipastikan artinya ada alokasi dana lain yang berkurang, bahkan membuat kondisi keuangan Anda menjadi tidak sehat.
Jika tidak ingin serta-merta meninggalkan kebiasaan Anda, cobalah temukan cara untuk meminimalkan dampaknya terhadap dompet Anda. Lakukan cara tersebut secara bertahap sehingga Anda tidak merasakan perubahan yang terlalu ekstrem. Satu hal yang terpenting, dengan cara tersebut Anda dapat membuat kebiasaan menjadi pilihan yang bijak, yang disadari penuh manfaatnya.
Jika tidak ingin serta-merta meninggalkan kebiasaan Anda, cobalah temukan cara untuk meminimalkan dampaknya terhadap dompet Anda. Lakukan cara tersebut secara bertahap sehingga Anda tidak merasakan perubahan yang terlalu ekstrem. Satu hal yang terpenting, dengan cara tersebut Anda dapat membuat kebiasaan menjadi pilihan yang bijak, yang disadari penuh manfaatnya.