Arthritis atau peradangan sendi biasanya diderita oleh wanita yang usianya sudah lebih 40 atau 50 tahun alias nenek-nenek. Namun seorang balita yang baru berusia 2 tahun mengalami penyakit serupa, yang membuat tumbuh kembangnya terhambat.
Eithne Helm (5 tahun) sudah didiagnosa dengan arthritis sejak usia 2 tahun. Menurut sang bunda, Arianna (33 tahun), sebelumnya Eithne selalu tampak aktif seperti anak-anak lainnya, hingga suatu hari lutut kanannya mengalami pembengkakan.
"Saya dapat telepon dari pengasuhnya dan mengatakan bahwa lutut kanan Eithne bengkak. Waktu itu saya tidak terkejut. Tapi pengasuh menelepon lagi 30 menit kemudian dan mengatakan sebaiknya Eithne dibawa ke rumah sakit karena bengkaknya semakin parah," kenang Arianna, seperti dilansir Thesun.
Begitu sampai rumah untuk menjemput Eithne, ibunya merasa ngeri melihat kaki putrinya telah membesar tiga kali lipat dibanding kaki kirinya. Dokter mendiagnosis Eithne dengan bursitis, suatu kondisi yang disebabkan oleh peradangan pada sendi dan diresepkan dosis reguler ibuprofen untuk membantu mengurangi pembengkakan.
Namun obat tersebut tampaknya tidak bekerja. Arianna dan suaminya, Michael (33 tahun), melihat tubuh putrinya semakin kaku ketika bermain dan ia sering berjuang untuk bangun karena sering terjatuh.
Eithne pun sering mengalami susah tidur dan mengalami sakit meski sedang berbaring.
Jadi dokter mengirimnya untuk melakukan tes sinar-X dan darah. Saat itulah orang tia diberitahu Eithne mengalami arthritis dan telah menyebar ke lutut kiri serta pergelangan kaki kanan.
"Saya sangat terkejut. Saya pikir arthritis adalah suatu kondisi yang hanya mempengaruhi orang tua. Tapi diagnosis masuk akal. Dia harus mendapatkan suntikan steroid ke bagian yang terpengaruh dan segera mulai mengambil dosis mingguan methotrexate cair," jelas ibunya.
Arthritis disebabkan jaringan lapis sendi mengalami peradangan. Dalam waktu lama inflamasi tersebut mengganggu jaringan sendi. Penyakit ini akan membatasi aktivitas penderita dan membuat sakit ketika berjalan atau mengggerakkan tangan. Arthritis lebih banyak diderita perempuan dibandingkan laki-laki. Terkadang menyerang perempuan usia 40-60 tahun atau nenek-nenek.
Namun dokter mengatakan arthritis pada Eithne adalah jenis Juvenile Idiopathic Arthritis. Juvenile Idiopathic Arthritis atau juga dikenal dengan Juvenile Rheumatoid Arthritis adalah jenis arthritis yang paling sering terjadi pada anak-anak berusia di bawah 16 tahun.
Juvenile Rheumatoid Arthritis dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan dan kekakuan pada sendi yang berkepanjangan. Sebagian anak mungkin mengalami gejalanya hanya beberapa bulan namun ada anak-anak lainnya yang mengalami gejala itu seumur hidupnya.
Beberapa jenis Juvenile Rheumatoid Arthritis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah pertumbuhan dan peradangan pada mata.
"Kami melihat perubahan instan dalam dirinya. Meskipun ia harus menjalani fisioterapi seminggu sekali dan menyadari dia berbeda dengan teman-teman sekolahnya, dia sudah berkembang pesat," tutup Arianna.
Eithne Helm (5 tahun) sudah didiagnosa dengan arthritis sejak usia 2 tahun. Menurut sang bunda, Arianna (33 tahun), sebelumnya Eithne selalu tampak aktif seperti anak-anak lainnya, hingga suatu hari lutut kanannya mengalami pembengkakan.
"Saya dapat telepon dari pengasuhnya dan mengatakan bahwa lutut kanan Eithne bengkak. Waktu itu saya tidak terkejut. Tapi pengasuh menelepon lagi 30 menit kemudian dan mengatakan sebaiknya Eithne dibawa ke rumah sakit karena bengkaknya semakin parah," kenang Arianna, seperti dilansir Thesun.
Begitu sampai rumah untuk menjemput Eithne, ibunya merasa ngeri melihat kaki putrinya telah membesar tiga kali lipat dibanding kaki kirinya. Dokter mendiagnosis Eithne dengan bursitis, suatu kondisi yang disebabkan oleh peradangan pada sendi dan diresepkan dosis reguler ibuprofen untuk membantu mengurangi pembengkakan.
Namun obat tersebut tampaknya tidak bekerja. Arianna dan suaminya, Michael (33 tahun), melihat tubuh putrinya semakin kaku ketika bermain dan ia sering berjuang untuk bangun karena sering terjatuh.
Eithne pun sering mengalami susah tidur dan mengalami sakit meski sedang berbaring.
Jadi dokter mengirimnya untuk melakukan tes sinar-X dan darah. Saat itulah orang tia diberitahu Eithne mengalami arthritis dan telah menyebar ke lutut kiri serta pergelangan kaki kanan.
"Saya sangat terkejut. Saya pikir arthritis adalah suatu kondisi yang hanya mempengaruhi orang tua. Tapi diagnosis masuk akal. Dia harus mendapatkan suntikan steroid ke bagian yang terpengaruh dan segera mulai mengambil dosis mingguan methotrexate cair," jelas ibunya.
Arthritis disebabkan jaringan lapis sendi mengalami peradangan. Dalam waktu lama inflamasi tersebut mengganggu jaringan sendi. Penyakit ini akan membatasi aktivitas penderita dan membuat sakit ketika berjalan atau mengggerakkan tangan. Arthritis lebih banyak diderita perempuan dibandingkan laki-laki. Terkadang menyerang perempuan usia 40-60 tahun atau nenek-nenek.
Namun dokter mengatakan arthritis pada Eithne adalah jenis Juvenile Idiopathic Arthritis. Juvenile Idiopathic Arthritis atau juga dikenal dengan Juvenile Rheumatoid Arthritis adalah jenis arthritis yang paling sering terjadi pada anak-anak berusia di bawah 16 tahun.
Juvenile Rheumatoid Arthritis dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan dan kekakuan pada sendi yang berkepanjangan. Sebagian anak mungkin mengalami gejalanya hanya beberapa bulan namun ada anak-anak lainnya yang mengalami gejala itu seumur hidupnya.
Beberapa jenis Juvenile Rheumatoid Arthritis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah pertumbuhan dan peradangan pada mata.
"Kami melihat perubahan instan dalam dirinya. Meskipun ia harus menjalani fisioterapi seminggu sekali dan menyadari dia berbeda dengan teman-teman sekolahnya, dia sudah berkembang pesat," tutup Arianna.