Hampir semua calon pengantin berharap untuk dapat menikah di tempat yang indah, atau sesuai dengan tema yang mereka miliki. Namun ketika pasangan Chelsea dan Barry Lesnick merencanakan pernikahan mereka di bulan Maret 2015 lalu, keduanya tak memilih aula megah atau taman bunga, melainkan rumah pemakaman sebagai lokasi pernikahan.
Pasangan ini memilih untuk mengikat janji setia mereka di rumah pemakaman dan kremasi Brunner Sanden Deitrick di Ohio, Amerika Serikat. Tak lain, lokasi itu adalah bagian dari bisnis keluarga Chelsea selama bertahun-tahun. Dan ketika ayah Chelsea mengajukan ide tersebut, pasangan ini pun tak menolaknya, malah justru menyukainya.
"Kami tidak berpikir itu aneh, karena berhubungan dengan kematian sudah kami lakukan sejak dulu. Itu adalah bisnis keluarga. Tapi ketika kami bicarakan hal ini ke teman atau keluarga Barry, mereka melihatnya sebagai ide yang aneh. Mereka agak skeptis," ungkap Chelsea kepada Huffington Post.
Keduanya menganggap lokasi yang menyeramkan itu 'sempurna'. Mereka merndapat banyak repon positif dari keluarga dan juga sahabat.
"Itu sama sekali tidak terduga; mereka bilang itu seperti rumah keluarga yang bagus. Kami tidak merasa ada kematian atau apapun di sekitar kami," ujar Barry.
Bukan hanya Chelsea dan Barry pasangan yang menyukai ide untuk menjadikan rumah pemakaman sebagai lokasi pernikahan. Pasangan lainnya adalah Danessa Molinder dan suaminya yang menikah di hadapan 73.000 makam bulan Juni lalu.
"Itu adalah bangunan yang sangat indah. Itu yang membuat kami ingin melakukannya," ujar Danessa.
Seperti yang dilansir Huffington Post, Chelsea dan Danessa adalah beberapa contoh dari 50 pasangan lain yang telah mengikat janji pernikahan di tempat pemakaman di tahun ini. Rumah pemakaman pun bukan lagi sekadar persinggahan terakhir orang yang telah meninggal, melainkan ladang bisnis baru.
Asosiasi pemakaman nasional di Amerika, National Funeral Directors Association pernah melakukan riset kepada 280 taman pemakaman. Hasilnya, hampir 10 persen yang membuatnya sebagai bisnis untuk lokasi pernikahan atau lainnya. Jumlah ini naik 6 persen dari tahun 2011.
"Selama 100 tahun, tempat ini telah disewakan untuk pesta pernikahan atau ulang tahun, jadi sebenarnya ini bukan konsep baru," ujar Walker Posey, juru bicara untuk National Funeral Directors Association.
Pasangan ini memilih untuk mengikat janji setia mereka di rumah pemakaman dan kremasi Brunner Sanden Deitrick di Ohio, Amerika Serikat. Tak lain, lokasi itu adalah bagian dari bisnis keluarga Chelsea selama bertahun-tahun. Dan ketika ayah Chelsea mengajukan ide tersebut, pasangan ini pun tak menolaknya, malah justru menyukainya.
"Kami tidak berpikir itu aneh, karena berhubungan dengan kematian sudah kami lakukan sejak dulu. Itu adalah bisnis keluarga. Tapi ketika kami bicarakan hal ini ke teman atau keluarga Barry, mereka melihatnya sebagai ide yang aneh. Mereka agak skeptis," ungkap Chelsea kepada Huffington Post.
Keduanya menganggap lokasi yang menyeramkan itu 'sempurna'. Mereka merndapat banyak repon positif dari keluarga dan juga sahabat.
"Itu sama sekali tidak terduga; mereka bilang itu seperti rumah keluarga yang bagus. Kami tidak merasa ada kematian atau apapun di sekitar kami," ujar Barry.
Bukan hanya Chelsea dan Barry pasangan yang menyukai ide untuk menjadikan rumah pemakaman sebagai lokasi pernikahan. Pasangan lainnya adalah Danessa Molinder dan suaminya yang menikah di hadapan 73.000 makam bulan Juni lalu.
"Itu adalah bangunan yang sangat indah. Itu yang membuat kami ingin melakukannya," ujar Danessa.
Seperti yang dilansir Huffington Post, Chelsea dan Danessa adalah beberapa contoh dari 50 pasangan lain yang telah mengikat janji pernikahan di tempat pemakaman di tahun ini. Rumah pemakaman pun bukan lagi sekadar persinggahan terakhir orang yang telah meninggal, melainkan ladang bisnis baru.
Asosiasi pemakaman nasional di Amerika, National Funeral Directors Association pernah melakukan riset kepada 280 taman pemakaman. Hasilnya, hampir 10 persen yang membuatnya sebagai bisnis untuk lokasi pernikahan atau lainnya. Jumlah ini naik 6 persen dari tahun 2011.
"Selama 100 tahun, tempat ini telah disewakan untuk pesta pernikahan atau ulang tahun, jadi sebenarnya ini bukan konsep baru," ujar Walker Posey, juru bicara untuk National Funeral Directors Association.