Cinta sehidup semati itu memang benar-benar ada. Seperti yang dialami sepasang kekasih ini yang meninggal selang beberapa jam sambil berpegangan tangan.
Jeanette Toczko (96) dan suaminya Alexander Toczko (95), telah memenuhi keinginan mereka untuk mati bersama-sama. Pasangan suami istri yang sudah menikah selama 75 tahun itu meninggal bersamaan hanya selang beberapa jam dan saling berpegangan tangan di tempat tidur.
Pasangan setia asal San Diego, California itu sudah saling mencintai satu sama lain sejak usia mereka baru delapan tahun.
Beberapa minggu yang lalu, Alexander menderita patah pinggul dan memaksanya untuk terbaring di tempat tidur di rumahnya. Sementara kondisi kesehatan istri juga semakin menurun.
Pasangan ini selalu mengatakan ingin mati di tempat tidur mereka bersamaan sambil memegang tangan, dan saling memeluk satu sama lain.
Melansir laman Daily Mail, Jumat (3/6), Alexander meninggal pada hari Rabu, 17 Juni 2015, saat berbaring di samping tempat tidur istrinya. Kemudian disusul kematian sang istri di hari berikutnya.
Alimee Toczko-Cushman, putri pasangan itu, mengatakan kepada ibunya bahwa dia telah kehilangan suaminya, yang meninggal dengan menyimpan foto sang istri dalam dompetnya.
"Saya mengatakan kepada ibu saya dia (Alexander) telah meninggal," kata Alimee kepada 10 News.
"Dia (Jeanette) memeluk suaminya dan dia berkata 'Lihat apa ini yang kamu inginkan. Kamu meninggal dalam pelukanku dan aku mencintaimu. Aku mencintaimu, tunggu aku, akau akan segera menyusul'," cerita Alimee.
Alimee dan anak-anak Jeanette-Alexander lainnya, Donna Tang, Richard Toczko, Lynne Edwards dan Andra Toczko, kemudian meninggalkan ruangan mereka untuk membiarkan ibunya mengucapkan selamat tinggal terakhirnya.
Kurang dari 24 jam kemudian, Jeanette menghembuskan nafas terakhirnya untuk menyusul sang suami tercinta. Keinginan mereka untuk mati bersama sambil berpegangan tangan pun terwujud.
"Bahkan perawat rumah sakit mengatakan itu merupakan hal yang paling luar biasa untuk melihat keduanya menghembuskan nafas terakhir mereka bersama-sama," ujar Alimee.
Jeanette dan Alexander adalah anak-anak imigran Polandia. Mereka berdua sudah akrab sejak anak-anak, kemudian tumbuh benih-benih cinta dan mereka pun menjalain hubungan sampai menikah dan memiliki lima anak.
Sebelum meninggal, Jeanette sempat mengatakan kepada anak-anaknya bahwa dia dan suaminya akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-75, pada 29 Juni. Namun takdir berkata lain, takdir lebih memilih mereka untuk meninggal bersama-sama sambil berpegangan tangan sebelum perayaan itu.
Jeanette Toczko (96) dan suaminya Alexander Toczko (95), telah memenuhi keinginan mereka untuk mati bersama-sama. Pasangan suami istri yang sudah menikah selama 75 tahun itu meninggal bersamaan hanya selang beberapa jam dan saling berpegangan tangan di tempat tidur.
Pasangan setia asal San Diego, California itu sudah saling mencintai satu sama lain sejak usia mereka baru delapan tahun.
Beberapa minggu yang lalu, Alexander menderita patah pinggul dan memaksanya untuk terbaring di tempat tidur di rumahnya. Sementara kondisi kesehatan istri juga semakin menurun.
Pasangan ini selalu mengatakan ingin mati di tempat tidur mereka bersamaan sambil memegang tangan, dan saling memeluk satu sama lain.
Melansir laman Daily Mail, Jumat (3/6), Alexander meninggal pada hari Rabu, 17 Juni 2015, saat berbaring di samping tempat tidur istrinya. Kemudian disusul kematian sang istri di hari berikutnya.
Alimee Toczko-Cushman, putri pasangan itu, mengatakan kepada ibunya bahwa dia telah kehilangan suaminya, yang meninggal dengan menyimpan foto sang istri dalam dompetnya.
"Saya mengatakan kepada ibu saya dia (Alexander) telah meninggal," kata Alimee kepada 10 News.
"Dia (Jeanette) memeluk suaminya dan dia berkata 'Lihat apa ini yang kamu inginkan. Kamu meninggal dalam pelukanku dan aku mencintaimu. Aku mencintaimu, tunggu aku, akau akan segera menyusul'," cerita Alimee.
Alimee dan anak-anak Jeanette-Alexander lainnya, Donna Tang, Richard Toczko, Lynne Edwards dan Andra Toczko, kemudian meninggalkan ruangan mereka untuk membiarkan ibunya mengucapkan selamat tinggal terakhirnya.
Kurang dari 24 jam kemudian, Jeanette menghembuskan nafas terakhirnya untuk menyusul sang suami tercinta. Keinginan mereka untuk mati bersama sambil berpegangan tangan pun terwujud.
"Bahkan perawat rumah sakit mengatakan itu merupakan hal yang paling luar biasa untuk melihat keduanya menghembuskan nafas terakhir mereka bersama-sama," ujar Alimee.
Jeanette dan Alexander adalah anak-anak imigran Polandia. Mereka berdua sudah akrab sejak anak-anak, kemudian tumbuh benih-benih cinta dan mereka pun menjalain hubungan sampai menikah dan memiliki lima anak.
Sebelum meninggal, Jeanette sempat mengatakan kepada anak-anaknya bahwa dia dan suaminya akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-75, pada 29 Juni. Namun takdir berkata lain, takdir lebih memilih mereka untuk meninggal bersama-sama sambil berpegangan tangan sebelum perayaan itu.