Seperti halnya secangkir teh hangat pereda batuk, mendinginkan kulit tersengat terik matahari dengan air es kadung menjadi kebiasaan. Cara ini dalam waktu singkat cukup sukses membuat kulit lebih adem, namun sebenarnya menghambat proses penyembuhan.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketika cuaca bumi makin sulit ditebak, sejumlah penelitian dilakukan untuk melihat cara-cara tradisional menghentikan serangan panas pada tubuh.
Salah satunya dilakukan peneliti Denmark yang mengamati 24 relawan bertubuh sehat, yang terkena sengatan matahari dalam katagori terbakar tingkat satu.
Mereka yang mendapatkan terapi pendinginan air es ternyata tidak membuat rasa sakit dan terbakar berkurang, dibanding dengan mereka yang dibiarkan begitu saja di ruang suhu kamar.
Sebelumnya peneliti Inggris melakukan hal yang tidak jauh berbeda. Dengan mengusapkan butiran es selama 10 menit pada kulit yang terbakar, yang ternyata menyebabkan kerusakan lebih parah.
Menurut Mayo Clinic, meletakkan es pada kulit terbakar justru menyebabkan frosbite dan merusak kulit. Cara paling baik, menurut Mayo, dengan menempatkan bagian tubuh yang terbakar di bawah aliran air kran biasa.
