Pada jaman dulu, pensil dibuat secara manual
dalam arti tidak menggunakan mesin-mesin canggih seperti sekarang. Sebelum
merakit pensil, seorang tukang pensil memilih kayu kecil yang benar-benar lurus
dengan ukuran yang sesuai. Sesudah itu ia akan membelah kayu menjadi dua tepat
di tengah. Di tengah-tengah belahan kayu tersebut dipasang batangan grafit.
Sepasang kayu tersebut kemudian diolesi lem dan dikatupkan kembali.pensil
kecil
Proses itu pulalah yang dilakukan oleh
Charles. Charles adalah seorang tukang pensil yang cukup terkenal. Memang, tidak
banyak orang yang bisa membaca dan menulis waktu itu. Hanya orang-orang tertentu
saja yang membutuhkan jasa Charles. Biasanya kaum bangsawan maupun keluarga
kerajaan. Sehingga, kedudukan pembuat pensil di mata masyarakat waktu itu pun
juga cukup terpandang.
Tetapi ada yang unik dari Charles. Setelah
selesai merakit pensil dan sebelum dimasukkan ke kotaknya, Charles selalu
berkata-kata dulu pada pensil buatannya. Begini katanya:
“Ada lima hal yang wajib kamu ketahui untuk
menjadi pensil yang sempurna.” Ia melanjutkan,
“Pertama, ingatlah bahwa kalian hanya bisa
menghasilkan tulisan yang indah jika ada sebuah tangan yang menuntun
kalian.
Kedua, setiap akan dipakai kalian akan
diraut dan dikikir. Ini adalah proses yang sangat menyakitkan. Tapi hanya itulah
satu-satunya cara agar kalian bisa selalu tajam, sempurna, dan layak
digunakan.
Ketiga, jangan takut untuk berbuat salah
karena kalian bisa memperbaikinya sekalipun tidak bisa
menghapusnya.
Keempat, bagian terpenting pensil terletak
di dalam diri kalian, yaitu batangan grafit untuk menulis.
Kelima, mungkin kalian tidak digunakan untuk
menulis di atas kertas , adakalanya di tembok, di kanvas, atau di tempat-tempat
lain yang tidak seharusnya. Tetapi, tetaplah setia untuk menggoreskan grafitmu.
Karena tugasmu hanyalah menulis, tidak peduli dimanapun kamu akan
ditugaskan.”
Jika cerita di atas direnungkan, apa yang
dikatakan Charles kepada pensil buatannya sangat mirip dengan apa yang terjadi
pada manusia:
Pertama, manusia akan hanya bisa
menghasilkan karya yang indah jika manusia tersebut membiarkan Tangan Tuhan
mengendalikannya.
Kedua, manusia akan selalu bertemu dengan
berbagai masalah. Tetapi harus diakui bahwa masalah-masalah tersebut membuat
manusia bisa makin bertumbuh dan makin sempurna.
Ketiga, setiap manusia bisa berbuat salah,
tetapi setiap manusia juga bisa memperbaiki kesalahan sekalipun tidak mampu
untuk menghapusnya.
Keempat, keindahan manusia justru terletak
pada bagian dalamnya, bukan pada sisi luarnya.
Kelima, adakalanya manusia merasa berada di
tempat-tempat yang tidak seharusnya. Tetapi manusia harus tetap setia dengan
peran dan tugasnya di tempat-tempat tersebut, mungkin Sang Pencipta memiliki
rencana tersendiri kenapa manusia dibiarkan berada di tempat-tempat yang tidak
seharusnya.