Watsa adalah seorang kapitalis yang doyan membeli perusahaan-perusahaan yang tengah "jatuh" di pasaran. Ia juga membangun kerajaan bisnisnya dengan menanamkan investasi dan mengakuisi perusahaan-perusahaan lintas industri.
Dengan mengandalkan strategi tersebut, Watsa akhirnya berhasil membangun Fairfax sebagai perusahaan terbaik di Kanada.
Nama Prem Watsa tiba-tiba menjadi salah satu perbincangan panas di kalangan pengamat teknologi. Pasalnya, milyarder berdarah India tersebut adalah sosok dibalik keberhasilan Fairfax Financial mengakuisisi perusaahaan BlackBerry dengan nilai yang mencapai Rp. 50 trilyun.
Namun satu pertanyaan pun mulai dibicarakan apakah Watsa mampu menyelamatkan dan menjadi agen perubahan di dalam perusahaan BlackBerry?
Nama Prem Watsa tiba-tiba menjadi salah satu perbincangan panas di kalangan pengamat teknologi. Pasalnya, milyarder berdarah India tersebut adalah sosok dibalik keberhasilan Fairfax Financial mengakuisisi perusaahaan BlackBerry dengan nilai yang mencapai Rp. 50 trilyun.
Namun satu pertanyaan pun mulai dibicarakan apakah Watsa mampu menyelamatkan dan menjadi agen perubahan di dalam perusahaan BlackBerry?
Meski sebagian pihak masih meragukan kiprahnya, tetapi perjalanan karir pria yang dijuluki Warren Buffet dari Kanada ini berbicara lain.
Kini, Watsa memiliki tugas berat. Ia harus membangun dan mengembalikan BlackBerry ke "jalannya". Ia juga telah memiliki sebuah beban berat, berupa buku neraca keuangan yang menunjukkan kerugian hingga hampir US$ 1 milyar di kuartal terakhir.
Kini, Watsa memiliki tugas berat. Ia harus membangun dan mengembalikan BlackBerry ke "jalannya". Ia juga telah memiliki sebuah beban berat, berupa buku neraca keuangan yang menunjukkan kerugian hingga hampir US$ 1 milyar di kuartal terakhir.
Beberapa pihak memprediksi bahwa Watsa akan menjual dan menghapus sebagian unit perusahaan