Malas selalu menjadi momok yang sering dikaitkan dengan produktivitas dan kinerja. Murid yang malas imbasnya pada pelajaran dan keberhasilannya di jenjang pendidikan. Pegawai yang malas, wah ini berbahaya karena mata rantainya hingga ke daya saing perusahaan.
Malas pun akhirnya menjadi subyek menarik bagi ilmuwan. Apa penyebab manusia malas, dan mengapa? Bagaimana cara mengatasinya?
Sekumpulan peneliti di Universitas Zurich yang tergabung dalam grup Center for Integrative Human Physiology baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah memecahkan problem mendasar tentang kemalasan.
Para peneliti memberikan hormon erythropoietin pada tikus percobaan dan ternyata hormon tersebut memotivasi hewan-hewan tersebut. Sebagai tambahan, erythropoietin tidak meningkatkan sel darah merah. Sehingga percobaan ini memberi jawaban pada masalah kesehatan, seperti penderita alzheimer dan gangguan mental lainnya.
Max Gassmann, asisten penulis laporan penelitian tersebut mencatat bahwa erythropoietin memiliki efek pada mood seseorang, karenanya dapat digunakan pada pasien yang menderita depresi.
Apa kesimpulan yang didapat? Penemuan ini memungkinkan terciptanya "pil motivasi" yang bisa menambah semangat orang agar tak malas lagi.