Berbeda dari sejumlah lembaga survei yang meneliti popularitas seorang calon presiden (capres), Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) hari ini memaparkan hasil survei berdasarkan menilai kadar kejujuran capres yang menempatkan Joko Widodo di posisi paling atas.
Direktur LPI yang juga pengamat politik, Boni Hargens mengatakan survei tersebut dilakukan bertujuan agar masyarakat tidak dibodoh-bodohi para calon dalam proyek pemilu terbesar. Dengan menempatkan kejujuruan sebagai aspek penentu capres, masyarakat dapat memilih calon dengan tepat, ujarnya.
“Tiga aspek dari kadar kejujuran itu di antaranya kelurusan hati, fairness dan ketulusan atau keikhlasan yang semuanya ada di Jokowi,” tambahnya.
Adapun mantan Wapres Jusuf Kalla berada diperingkat kedua bersama Megawati Sukarnoputri berdasarkan hasil survei tersebut.
Berdasarkan hasil survei 10 figur capres 2014, mereka yang dinilai paling jujur adalah Joko Widodo dengan persentasi sebesar 8,6%, Jusuf Kalla 6,8%, dan Megawati Soekarnoputri 6,8%.
Adapun Surya Paloh meraih angka 5,9%, Mahfud MD 4,8%, dan Harry Tanoesoedibjo 4,3%. Berikutnya adalah Rizal Ramli 4,1%, Prabowo Subianto 3,9%, Wiranto 3,9%, dan Hatta Rajasa 3,7%.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit mengaku tidak heran kalau Joko Widodo alias Jokowi selalu tertinggi dalam berbagai macam hasil survei termasuk soal kejujuran. Menurutnya, Jokowi menampilkan model kepemimpinannya yang terbaru.
“Ditambah lagi dia lugu dan bahasa lisannya ‘ndeso’ jujur apa adanya,” ujar Arbi saat diskusi soal pandangan tentang “Kadar Kejujuran Capres-Cawapres 2014″ yang diadakan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Minggu (8/9/2013).
Menurut Arbi, model kepemimpinan Jokowi menunjukkan tidak terlihat adanya tekanan tipu daya dari bahasa Jawanya yang masih kental dan dinilai memiliki kejujuran.
Survei yang dilakukan LPI tidak saja menyangkut persepsi publik terhadap para capres melalui media massa, namun juga melalui wawancara terhadap responden yang pernah berinteraksi dengan mereka. www.bisnis-jabar.com
Direktur LPI yang juga pengamat politik, Boni Hargens mengatakan survei tersebut dilakukan bertujuan agar masyarakat tidak dibodoh-bodohi para calon dalam proyek pemilu terbesar. Dengan menempatkan kejujuruan sebagai aspek penentu capres, masyarakat dapat memilih calon dengan tepat, ujarnya.
“Tiga aspek dari kadar kejujuran itu di antaranya kelurusan hati, fairness dan ketulusan atau keikhlasan yang semuanya ada di Jokowi,” tambahnya.
Adapun mantan Wapres Jusuf Kalla berada diperingkat kedua bersama Megawati Sukarnoputri berdasarkan hasil survei tersebut.
Berdasarkan hasil survei 10 figur capres 2014, mereka yang dinilai paling jujur adalah Joko Widodo dengan persentasi sebesar 8,6%, Jusuf Kalla 6,8%, dan Megawati Soekarnoputri 6,8%.
Adapun Surya Paloh meraih angka 5,9%, Mahfud MD 4,8%, dan Harry Tanoesoedibjo 4,3%. Berikutnya adalah Rizal Ramli 4,1%, Prabowo Subianto 3,9%, Wiranto 3,9%, dan Hatta Rajasa 3,7%.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit mengaku tidak heran kalau Joko Widodo alias Jokowi selalu tertinggi dalam berbagai macam hasil survei termasuk soal kejujuran. Menurutnya, Jokowi menampilkan model kepemimpinannya yang terbaru.
“Ditambah lagi dia lugu dan bahasa lisannya ‘ndeso’ jujur apa adanya,” ujar Arbi saat diskusi soal pandangan tentang “Kadar Kejujuran Capres-Cawapres 2014″ yang diadakan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Minggu (8/9/2013).
Menurut Arbi, model kepemimpinan Jokowi menunjukkan tidak terlihat adanya tekanan tipu daya dari bahasa Jawanya yang masih kental dan dinilai memiliki kejujuran.
Survei yang dilakukan LPI tidak saja menyangkut persepsi publik terhadap para capres melalui media massa, namun juga melalui wawancara terhadap responden yang pernah berinteraksi dengan mereka. www.bisnis-jabar.com