Nenek Vicky Shu Berdarah China !

Baru-baru ini Vicky Shu datang ke Palangka Raya, dan mendapat kesempatan istimewa dijamu oleh Direktur PT Bersama Satmaka Cipta Andina Thresia Narang sebagai manajemen Kalawa Boulevard di J’s Kitchen and Lounge. Di sini pula terungkap cerita di balik nama Vicky Shu dan bicara a la “ngapak”-nya.

J’s Kitchen ang Lounge yang berada di bilangan Jalan Tjilik Riwut Km 7 Palangka Raya, Sabtu (16/2), kedatangan tamu artis yang juga teman dari Nana – nama panggilan Andina Narang. Tamu itu Vicky Shu, penyanyi terbaik wanita di Dahsyat Awards.
Vicky Shu dan manajernya mendapat kesempatan mencicipi hidangan istimewa J’s Kitchen and Lounge pada lunch siang itu.

Usai makan siang, Vicky Shu banyak bercerita tentang pribadinya kepada Tabengan, termasuk kata ‘Shu’ di belakang namanya dan gaya bicara ngapak – bahasa Jawa dialek khusus di wilayah Banyumasan yang meliputi sebagian Jawa Tengah dan Barat – yang pernah dilakukannya di layar televisi.

Nama asli Vicky Shu adalah Vicky Veranita Yudhasoka, dia lahir pada 8 Juli 1987 di Cilacap, Jawa Tengah. Jadi kenapa dia memakai nama ‘Shu’ di belakang namanya.

“Nama asli ku Vicky Veranita Yudhasoka, kalau ‘Shu’ sendiri sebenarnya nama yang menempel pada namaku sejak dulu,” kata Vicky.
Vicky mengaku, nama ‘Shu’ itu singkatan dari nama kakeknya yang bernama  Shumanto. “Kan tidak mungkin nama itu disingkat Shuman, nanti sama dengan Titi Sjuman,” katanya.

Wajah Vicky yang oriental, ternyata ada kaitan dengan neneknya yang berdarah Tionghoa. Dan kebetulan nama ‘Shu’ juga merupakan nama marga Tionghoa neneknya.

“Nenekku memang berdarah Chinese, namanya juga pakai Shu, jadi dari kecil nama Shu itu nempel,” tutur Vicky
Lain lagi, cerita kenapa Vicky cukup sering mengunakan bahasa ngapak. Menurutnya memang dia saat di acara di TV itu diminta harus berbahasa ngapak. Jadi Vicky belajar bahasa ngapak.

“Menurutku dengan diminta untuk bisa ngapak-ngapak gitu, aku bangga. Aku kan dulunya keturunannya banyak dan campur-campur,” kata Vicky sembari menebar senyum.

Selain itu, Vicky lahir dan besar di Cilacap, daerah yang dikenal menggunakan bahasa ngapak. Jadi bahasa ngapak cukup mudah dilakukannya.
“Aku kuliah di Bandung, keluarga aku juga ada yang di Bandung juga, aku pernah minta diajarin bahasa Sunda waktu  tapi nggak bisa-bisa. Bahkan, aku bilang dengan almarhum Papa, ‘Pa ajarin bahasa Sunda dong, masa dari Bandung nggak bisa’. Tapi bilang Papa, ‘ya udahlah bahasa Jawa aja’, dari situ aku belajar bahasa Cilacap, karena menurut aku unik,”  ucap Vicky.

Padahal, menurut Vicky, saat di Cilacap malah dia tidak bisa sama sekali bahasa ngapak. Jadi baru belajar waktu di Bandung sama pembantunya.

“Kenapa di tivi aku pakai, karena aku pikir begini, waktu aku masih di Cilacap, nggak ada artis yang dari sana, ya udah aku bawa nama Cilacap biar artis sana bangga juga,” cetusnya

Selain merasa bangga dengan daerahnya. Vicky juga bangga dengan bisnisnya.  Dia punya bisnis sepatu dengan  merk Syu Shu, dengan membubuhkan nama Shu ternyata memberikan kesan yang bagus.

“Kalau googling di google, kita cari kata Shu maka di semua bahasa dan peradaban kata itu memiliki artinya yang bagus dan positif. Jadi diharapkan doa baik untuk bisnisku,” katanya.

Vicky Shu juga menyukai kain-kain tradisional. Saat di Palangka Raya Vicky ingin sekali mencari kain benang bintik, batik ciri khas Kalteng. 
Bahkan saat pertama menginjakkan kakinya ke Bumi Tambun Bungai ini, dia langsung menanyakan tentang kain tradisional itu.

“Sepatu yang aku pakai ini juga bercorak kain tradisional dari Nusa Tenggara. Jadi, kadang orang nggak nyangka kalau itu kain Indonesia, karena Indonesia kan lebih ke batik-batik gitu kan, padahal kain tenun di Indonesia saja sudah kaya banget,” katanya.
Jika ingin melihat produk-produk Vicky Shu, maka bisa dilihat di facebook-nya Vicky, Facebook.com/lovely.syushu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris

Arsip Artikel