Foto : Allan Stewart, Lulusan S-2 Tertua se-Dunia/AFP |
Seorang pensiunan dokter gigi berusia 97 tahun menerima gelar master dalam bidang Ilmu Klinis dari Southern Cross University, Australia. Dengan demikian, Allan Stewart pun dinobatkan sebagai lulusan master tertua di dunia.
Stewart lahir pada 5 Maret 1915. Sebelumnya, pada 2006, dia telah memecahkan rekor Guinness World Record sebagai lulusan tertua dengan menyandang gelar sarjana hukum di usia 91 tahun. "Setelah kelulusan itu, saya pikir saya bisa menggantung ijazah dan jubah akademik saya. Tapi ternyata saya merasa bosan. Saya memiliki banyak waktu dan ingin mental saya tetap aktif," kata Stewart, seperti dikutip dari AFP.
Gelar master Ilmu Klinis tersebut merupakan gelar keempat bagi kakek buyut yang telah memulai studi di universitas pada 1930 dan meraih gelar di bidang Kedokteran Gigi. Setelah karir yang panjang sebagai dokter gigi, dia pun menyelesaikan gelar keduanya dengan menjadi Doktor Bedah Gigi. Tidak puas, pada sekira 1980-an dia memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang hukum untuk membantu pikirannya tetap aktif.
"Ketika mendekati usia 90, saya menyadari esensi waktu dan lebih baik saya menyelesaikannya dengan cepat jika ternyata saya tidak dapat menghadiri kelulusan saya. Jadi, saya mengikuti sekolah musim panas ekstra dan berhasil menyelesaikan perkuliahan yang seharusnya enam tahun menjadi 4,5 tahun dan lulus pada 2006. Ternyata, saya tidak perlu terburu-buru," tuturnya.
Stewart ingin terus menjaga pikirannya tetap awas meski telah memasuki usia senja. Maka dia rajin membaca buku-buku medis dan novel kejahatan, serta bermain bridge. Pada 2009, pria yang rutin berjalan kaki dan bermeditasi tiap hari ini kembali mengikuti perkuliahan.
Dia mengatakan, kembali mengikuti perkulihan merupakan tantangan yang luar biasa. Stewart sangat menikmati pengalaman tersebut dan akan terus mendorong setiap orangtua untuk kembali belajar.
"Orang-orang seharusnya tidak boleh menggunakan alasan 'saya terlalu tua untuk belajar' atau 'saya akan tertinggal karena lari saya terlalu lambat'. Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperluas pikiran Anda, menambah teman baru, dan menantang diri untuk meraih sesuatu yang berharga," ungkap Stewart.
Berbagai pencapaian yang diraih pria enam anak, 12 cucu, dan enam cicit ini tetap membuatnya rendah hati. "Oh, ini sungguh bukan apa-apa. Saya hanya diberkati dengan diberikan gen yang bagus. Pada tahap kehidupan ini, saya benar-benar merasa hidup satu hari pada suatu waktu," imbuhnya.
Stewart lahir pada 5 Maret 1915. Sebelumnya, pada 2006, dia telah memecahkan rekor Guinness World Record sebagai lulusan tertua dengan menyandang gelar sarjana hukum di usia 91 tahun. "Setelah kelulusan itu, saya pikir saya bisa menggantung ijazah dan jubah akademik saya. Tapi ternyata saya merasa bosan. Saya memiliki banyak waktu dan ingin mental saya tetap aktif," kata Stewart, seperti dikutip dari AFP.
Gelar master Ilmu Klinis tersebut merupakan gelar keempat bagi kakek buyut yang telah memulai studi di universitas pada 1930 dan meraih gelar di bidang Kedokteran Gigi. Setelah karir yang panjang sebagai dokter gigi, dia pun menyelesaikan gelar keduanya dengan menjadi Doktor Bedah Gigi. Tidak puas, pada sekira 1980-an dia memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang hukum untuk membantu pikirannya tetap aktif.
"Ketika mendekati usia 90, saya menyadari esensi waktu dan lebih baik saya menyelesaikannya dengan cepat jika ternyata saya tidak dapat menghadiri kelulusan saya. Jadi, saya mengikuti sekolah musim panas ekstra dan berhasil menyelesaikan perkuliahan yang seharusnya enam tahun menjadi 4,5 tahun dan lulus pada 2006. Ternyata, saya tidak perlu terburu-buru," tuturnya.
Stewart ingin terus menjaga pikirannya tetap awas meski telah memasuki usia senja. Maka dia rajin membaca buku-buku medis dan novel kejahatan, serta bermain bridge. Pada 2009, pria yang rutin berjalan kaki dan bermeditasi tiap hari ini kembali mengikuti perkuliahan.
Dia mengatakan, kembali mengikuti perkulihan merupakan tantangan yang luar biasa. Stewart sangat menikmati pengalaman tersebut dan akan terus mendorong setiap orangtua untuk kembali belajar.
"Orang-orang seharusnya tidak boleh menggunakan alasan 'saya terlalu tua untuk belajar' atau 'saya akan tertinggal karena lari saya terlalu lambat'. Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperluas pikiran Anda, menambah teman baru, dan menantang diri untuk meraih sesuatu yang berharga," ungkap Stewart.
Berbagai pencapaian yang diraih pria enam anak, 12 cucu, dan enam cicit ini tetap membuatnya rendah hati. "Oh, ini sungguh bukan apa-apa. Saya hanya diberkati dengan diberikan gen yang bagus. Pada tahap kehidupan ini, saya benar-benar merasa hidup satu hari pada suatu waktu," imbuhnya.