Gambar : Shinkansen Tipe E-7 yang akan dipakai Jepang untuk Indonesia nantinya.
Pemilihan kereta peluru (Shinkansen) mendekati tahap keputusan dan bulan ini akan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Besar kemungkinan menggunakan Shinkansen Jepang karena banyak hal.
"Salah satu kehebatan penggunaan Shinkansen Jepang karena bukti pengalaman di dunia, sudah 51 tahun digunakan tak pernah sekali pun mengalami kecelakaan, ini sangat penting soal keselamatan dan keamanan berkereta api. Apakah Tiongkok punya catatan keamanan puluhan tahun tersebut? Bagaimana kualitas keretanya? Semua patut dipertanyakan di samping sistem teknis kereta juga berbeda dengan Indonesia.
Bukan hanya itu, dari segi uang pinjaman, Tiongkok memberikan bunga lebih tinggi, yakni sekitar 2 persen. Jepang hanya 0,1 persen. Jangka waktu pinjaman pun lebih pendek, yakni hanya 25 tahun. Jepang memberikan jangka waktu pinjaman 40 tahun. Lalu Tiongkok menawarkan pinjaman sekitar 4 miliar dolar AS. Sedangkan Jepang menawarkan pinjaman sekitar 4,5 miliar dolar AS.
"Itulah yang terpenting soal uang, kalau bunga besar repot bagi Indonesia untuk membayar kembali pinjaman tersebut," tambahnya.
Shinkansen yang akan dipakai di Indonesia adalah jenis E-7. Biaya tiket dihitung Rp 200.000 per orang. Menurut perhitungan pihak Jepang, dengan asumsi jumlah penumpang 44.000 per hari, maka pendapatan menjadi sekitar Rp 3,6 triliun di tahun pertama. Setelah 10 tahun, maka akan mencapai keuntungan.
Pembangunan dimulai tahun depan, 2016 dan diharapkan 2019 sudah bisa dilakukan uji coba sehingga operasional akhir tahun 2020 masyarakat Indonesia semua sudah bisa merasakan naik Shinkansen Jepang yang aman dan nyaman tersebut.
Jarak 180 km Jakarta-Bandung ditempuh hanya dalam waktu 36 menit. Proyek berlanjut Jakarta-Surabaya setelah Jakarta-Bandung tersebut selesai dioperasikan. Kecepatan maksimal untuk Indonesia, demi keamanan, nantinya pada awal penggunaan diperkirakan hanya 300 km per jam.
Pemilihan kereta peluru (Shinkansen) mendekati tahap keputusan dan bulan ini akan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Besar kemungkinan menggunakan Shinkansen Jepang karena banyak hal.
"Salah satu kehebatan penggunaan Shinkansen Jepang karena bukti pengalaman di dunia, sudah 51 tahun digunakan tak pernah sekali pun mengalami kecelakaan, ini sangat penting soal keselamatan dan keamanan berkereta api. Apakah Tiongkok punya catatan keamanan puluhan tahun tersebut? Bagaimana kualitas keretanya? Semua patut dipertanyakan di samping sistem teknis kereta juga berbeda dengan Indonesia.
Bukan hanya itu, dari segi uang pinjaman, Tiongkok memberikan bunga lebih tinggi, yakni sekitar 2 persen. Jepang hanya 0,1 persen. Jangka waktu pinjaman pun lebih pendek, yakni hanya 25 tahun. Jepang memberikan jangka waktu pinjaman 40 tahun. Lalu Tiongkok menawarkan pinjaman sekitar 4 miliar dolar AS. Sedangkan Jepang menawarkan pinjaman sekitar 4,5 miliar dolar AS.
"Itulah yang terpenting soal uang, kalau bunga besar repot bagi Indonesia untuk membayar kembali pinjaman tersebut," tambahnya.
Shinkansen yang akan dipakai di Indonesia adalah jenis E-7. Biaya tiket dihitung Rp 200.000 per orang. Menurut perhitungan pihak Jepang, dengan asumsi jumlah penumpang 44.000 per hari, maka pendapatan menjadi sekitar Rp 3,6 triliun di tahun pertama. Setelah 10 tahun, maka akan mencapai keuntungan.
Pembangunan dimulai tahun depan, 2016 dan diharapkan 2019 sudah bisa dilakukan uji coba sehingga operasional akhir tahun 2020 masyarakat Indonesia semua sudah bisa merasakan naik Shinkansen Jepang yang aman dan nyaman tersebut.
Jarak 180 km Jakarta-Bandung ditempuh hanya dalam waktu 36 menit. Proyek berlanjut Jakarta-Surabaya setelah Jakarta-Bandung tersebut selesai dioperasikan. Kecepatan maksimal untuk Indonesia, demi keamanan, nantinya pada awal penggunaan diperkirakan hanya 300 km per jam.